Presiden Prancis Emmanuel Macron Instruksikan Penutupan Masjid di Paris

- 21 Oktober 2020, 14:37 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron
Presiden Prancis, Emmanuel Macron /



GALAMEDIA - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan kelompok Islam militan terlibat pemenggalan guru yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW.

Melansir Associated Press, Macron mengaku telah memerintahkan untuk membubarkan kelompok tersebut. Ia pun meminta agar masjid tempat mereka berkumpul pun ditutup.

Masjid di pinggiran timur laut Paris, Pantin, ditutup selama enam bulan mulai Rabu 21 Oktober 2020 malam waktu setempat. Sebuah tanda yang dipasang oleh otoritas setempat di pintu masuk menyatakan masjid itu ditutup selama enam bulan.

Baca Juga: Lagi, Pangeran Arab Saudi Meninggal Dunia

Investigasi lebih lanjut terkait perisitiwa itu kini tengah dilakukan, meski polisi sudah menembak mati sang tersangka. Pembunuhnya telah diidentifikasi oleh pihak berwenang sebagai Abdoullakh Anzorov.

Pejabat pengadilan pada Rabu pagi waktu setempat mengatakan bahwa ada tujuh orang yang ditahan dalam penyelidikan pembunuhan mengerikan itu. Termasuk dua anak di bawah umur. Mereka harus menghadap hakim investigasi untuk dakwaan awal.

Ketujuh orang itu di antara 16 orang, termasuk lima remaja, awalnya ditahan untuk diinterogasi. Sembilan orang lain dibebaskan.

Penyelidik saat ini tengah mempelajari bagaimana pembunuh, yang tinggal di kota Evreux, Normandia, mengatur pertemuannya dengan Paty.

Baca Juga: PDIP Sebut Banyak Elit Politik Iri Karena Tak Dapat Jabatan Strategis

Berbicara usai pertemuan dengan pejabat regional yang bekerja untuk melawan kelompok Islam radikal, Macron mengatakan asosiasi dan individu lain yang diketahui terlibat atas peristiwa pemenggalan akan ikut ditutup.

Pemenggalan yang terjadi pekan lalu itu telah memicu kecaman dari ribuan warga Prancis.  Mereka berkumpul dalam hujan gerimis untuk menghormati Samuel Paty.

Guru pelajaran sejarah dan Geografi, itu dipenggal Jumat pekan lalu dalam perjalanan pulang dari sekolah di Conflans-Sainte-Honorine, Paris. Macron menegaskan bahwa dia menginginkan "hasil nyata" untuk memerangi ideologi yang menghancurkan.

Baca Juga: Sindir Gatot Nurmantyo dan Amien Rais, Mahfud MD: Sudah Memimpin Pun Tak Bisa Bebuat Apa-apa

Pada pertemuan Kabinet hari Rabu, Macron mengatakan satu kelompok yang disebut Kolektif Cheikh Yassine akan diperintahkan dibubarkan.

Macron telah meminta tindakan cepat dan konkret dalam kasus ini. Sang Presiden mengobarkan perang terhadap apa yang dia sebut separatisme.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x