Israel-Hamas Kembali Memanas, IDF Serang Situs Bawah Tanah Usai Diserang Roket

- 21 Oktober 2020, 17:26 WIB
Ilustrasi serangan rudal Israel.
Ilustrasi serangan rudal Israel. /



GALAMEDIA - Militer Israel menyerang situs bawah tanah yang diduga sebagai tempat persembunyian Hamas di Gaza, Selasa 20 Oktober 2020 malam.

Penyerangan tersebut diluncurkan setelah pejuang Palestina menembakkan roket ke wilayah Israel.

Roket tersebut, yang dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome, diluncurkan beberapa jam setelah militer mengumumkan telah menemukan terowongan serangan dari kota Gaza, selatan Khan Younis yang mencapai puluhan meter ke wilayah Israel.

"Jet tempur IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan helikopter serang menyerang infrastruktur bawah tanah kelompok teror Hamas di Jalur Gaza selatan," kata Pasukan Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan dikutip dari Times of Israel, Rabu 21 Oktober 2020.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tolak Mentah-mentah Permintaan Pentagon

Serangan itu sebagai tanggapan atas penembakan roket yang diluncurkan dari wilayah Jalur Gaza ke wilayah Israel tadi malam.

Kantor berita Hamas, al-Resalah menyebutkan serangan itu menargetkan Khan Younis dan Deir el-Balah di Gaza tengah. Tidak ada laporan langsung tentang cedera atau kerusakan.

Tidak ada kelompok di Gaza yang mengaku bertanggung jawab atas penembakan roket tersebut, yang memicu sirene peringatan di daerah perbatasan.

Video dari kamera keamanan yang dibagikan di media sosial menunjukkan rudal Iron Dom diluncurkan untuk mencegat roket tersebut.

Baca Juga: Mudahnya Transfer Saldo ShopeePay, Ikuti 5 Langkah Ini

Menurut IDF, insinyur militer menemukan terowongan berlapis beton dari Gaza setelah "indikasi" dari sistem penghalang yang pemasangannya sedang diselesaikan di perbatasan.

"Rute (terowongan) itu terletak sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menemukan dan menetralkan terowongan dan berkat kemampuan pengumpulan teknologi dan [intelijen] penghalang," kata IDF dalam sebuah pernyataan.

Militer mengatakan terowongan itu tidak menembus penghalang bawah tanah baru Israel dan tidak menimbulkan ancaman bagi komunitas di daerah tersebut.

Pernyataan itu tidak merinci siapa yang menggali dan membangun terowongan, tetapi IDF menegaskan kembali bahwa Hamas bertanggung jawab sebagai penguasa kantong Palestina.

Baca Juga: Jelang Hari Santri Nasional, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Dekap Erat Pesantren

Penemuan terowongan itu terjadi ketika ketegangan dengan Jalur Gaza meningkat di tengah ancaman yang sedang berlangsung oleh Jihad Islam Palestina dan kelompok teror lainnya di Jalur itu untuk membalas dendam jika seorang tahanan keamanan mogok makan yang ditahan oleh Israel meninggal.

Maher al-Akhras, yang tidak makan selama 86 hari, dicurigai oleh Israel sebagai anggota PIJ.

Pada Senin pagi, outlet berita resmi Palestina SAFA melaporkan bahwa al-Akhras dalam kondisi sangat serius akibat mogok makan.

Baca Juga: Tiga Relawan KAMI Jabar Ditetapkan sebagai Tersangka Penganiayaan Polisi

Pada Jumat malam, setidaknya satu roket ditembakkan ke Israel selatan dari Jalur itu, menghantam lapangan terbuka yang tidak menyebabkan kerusakan atau cedera.

IDF tidak segera membalas, tetapi seorang pejabat pertahanan mengatakan masalah itu tidak akan terjawab.

Pekan lalu, Channel 12 melaporkan bahwa Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar yang akan melihat ketenangan di perbatasan selatan untuk jangka waktu enam bulan.

Baca Juga: Telanjangi Rezim Penguasa, Ketua YLBHI Asfinawati Ungkapkan Jeritan Jutaan Rakyat

Sebagai bagian dari perjanjian, Qatar akan mentransfer 100 juta dolar AS ke Hamas dalam kesepakatan yang dikoordinasikan dengan Doha oleh kepala Mossad Yossi Cohen, bersama Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), menurut laporan itu.

Namun, menurut laporan Channel 13 Selasa 20 Oktober, Qatar hanya akan memberikan 60 juta dolar AS ke Gaza sampai akhir tahun.

Mohammad al-Emadi, utusan Qatar untuk Gaza, secara teratur mengunjungi Gaza dalam beberapa tahun terakhir dengan persetujuan Israel, membawa dana ke Jalur itu untuk membeli bahan bakar, membayar pegawai negeri dan membantu orang miskin Gaza. Putaran dana terbaru akan habis dalam beberapa minggu, kata Channel 12.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x