Iran dan Rusia Dituding Ikut Campur Agar Trump Terlihat Buruk dalam Pilpres Amerika Serikat

- 22 Oktober 2020, 18:51 WIB
Presiden Trump dan Joe Biden.
Presiden Trump dan Joe Biden. /Twitter/@thehill

 

GALAMEDIA - Rusia dan Iran sama-sama berusaha mengganggu pemilihan presiden 2020. Direktur Intelijen Nasional AS John Ratcliffe membuat pengumuman tersebut dengan menyertakan Direktur FBI Chris Wray.

Pengumuman dua minggu sebelum pemilu, menunjukkan tingkat kewaspadaan di antara para pejabat tinggi AS. Dimana aktor asing berusaha merusak kepercayaan orang Amerika dalam integritas pemungutan suara dan menyebarkan informasi yang salah dalam upaya untuk memengaruhi hasilnya.

"Kami telah mengonfirmasi bahwa beberapa informasi pendaftaran pemilih telah diperoleh oleh Iran, dan secara terpisah, oleh Rusia," kata Ratcliffe dalam konferensi pers, seperti diberitakan rri.co.id dari Reuters, Kamis, 22 Oktober 2020.

Baca Juga: Rocky Gerung: Bayangkan Habib Rizieq Turun di Bandara, Dijemput Gatot dan Anies Baswedan

Sebagian besar pendaftaran pemilih itu bersifat publik. Namun Ratcliffe mengatakan, pejabat pemerintah "telah melihat Iran mengirim email palsu yang dirancang untuk mengintimidasi para pemilih, menghasut kerusuhan sosial, dan menghancurkan presiden Trump."

Ratcliffe mengacu pada email yang dikirim Rabu dan dirancang agar terlihat seperti berasal dari grup Pro-Trump Proud Boys.

Badan intelijen AS sebelumnya memperingatkan bahwa Iran mungkin ikut campur untuk merugikan Trump dan Rusia berusaha membantunya dalam pemilihan.

Baca Juga: Asyik Akhir 2020, Tike Pesawat Jadi Murah di 13 Bandara Ini

Pakar luar mengatakan bahwa jika Ratcliffe benar, Iran akan berusaha membuat Trump terlihat buruk dengan meminta perhatian pada dukungan dan ancaman oleh kelompok yang terkadang melakukan kekerasan.

Email tersebut sedang diselidiki, dan satu sumber intelijen mengatakan masih belum jelas siapa di belakangnya.

Sumber pemerintah lain mengatakan bahwa pejabat AS sedang menyelidiki apakah orang-orang di Iran telah meretas jaringan atau situs web Proud Boys untuk endistribusikan materi yang mengancam. Sumber ini mengatakan pejabat AS mencurigai pemerintah Iran terlibat tetapi bukti-bukti tetap belum meyakinkan.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x