GALAMEDIANEWS – Jhumpa Lahiri peraih penghargaan Pulitzer tahun 2000 untuk bukunya Interpreter of Maladies menolak penghargaan yang akan diberikan Museum Noguchi di Kota New York. Penolakan dilakukan Jhumpa Lahiri usai Museum Noguchi memecat tiga orang karyawannya yang mengenakan jilbab keffiyeh.
“Jhumpa Lahiri telah memilih untuk menarik kembali penerimaannya atas Penghargaan Isamu Noguchi 2024 sebagai tanggapan terhadap kebijakan aturan berpakaian kami yang diperbarui. Kami menghormati sudut pandangnya dan memahami bahwa kebijakan ini mungkin sejalan atau tidak dengan pandangan semua orang,” kata Museum Noguchi New York dalam keterangan tertulisnya.
Jhumpa Lahiri sebagaimana dikutip dari situs berita Bew Arab Minggu 29 September 2024 menolakan menerima penghargaan dari Museum Noguchi di Kota New York setelah museum tersebut memecat tiga karyawannya karena mengenakan jilbab keffiyeh. Kain yang merupakan lambang solidaritas Palestina, menyusul aturan berpakaian yang diperbarui.
Baca Juga: WOW, Israel Pecahkan Rekor Aksi Pembunuhan
Bulan lalu, Museum Noguchi New York, museum seni yang didirikan oleh pematung Jepang-Amerika Isamu Noguchi, mengumumkan kebijakan yang melarang karyawan mengenakan apa pun yang mengungkapkan pesan, slogan, atau simbol politik. Tiga karyawan yang kedapatan mengenakan jilbab keffiyeh telah di pecat.
Bukan hanya karyawan Museum Noguchi New York, ada banyak warga Amerika lainnya juga kehilangan pekerjaan karena sikap mereka terhadap perang Israel di Gaza.
Sebuah rumah sakit di Kota New York memecat seorang perawat Palestina-Amerika pada bulan Mei setelah dia menyebut tindakan Israel di Gaza sebagai genosida saat pidato penerimaan penghargaan.
Di seluruh dunia, pengunjuk rasa yang menuntut diakhirinya perang Israel di Gaza mengenakan jilbab keffiyeh hitam-putih, yang merupakan simbol penentuan nasib sendiri Palestina.
Baca Juga: Israel Mendapat Balasan, Ratusan Roket Hizbullah Menghujani Wilayah Pendudukan
Sebagai bentuk simpati, pemimpin anti-apartheid Afrika Selatan Nelson Mandela beberapakali dalam penampilannya didepan umum juga terlihat mengenakan syal keffiyeh. Sebaliknya, para pendukung Israel mengatakan bahwa hal ini merupakan sinyal dukungan terhadap ekstremisme.