Sikap Presiden Prancis Pada Islam: Erdogan: Butuh Perawatan Tingkat Mental

- 25 Oktober 2020, 19:27 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. /



GALAMEDIA - Sikap Presiden Prancis, Emmanuel Macron terhadap Muslim dan Islam, dinilai Presiden Turki Tayyip Erdogan sebagai orang yang membutuhkan perawatan mental.

Sejak awal bulan ini, Macron berjanji untuk melawan "separatisme Islam", karena mengancam  mengambil kendali di beberapa komunitas Muslim di sekitar Prancis.

Sikap Macron ini dimulai sejak kasus pemenggalan seorang guru sejarah oleh seorang radikal Islam, yang ingin membalas penggunaan kartun Nabi Muhammad oleh guru tersebut di kelas untuk kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Tujuh Orang Terkonfirmsi Covid-19 Dijemput Tim Gugus Tugas, Dua Diantaranya Masih Balita

"Apa masalah orang bernama Macron ini dengan Muslim dan Islam? Macron membutuhkan perawatan pada tingkat mental," kata Erdogan dalam pidatonya di kongres provinsi Partai AK di kota Kayseri, Turki tengah dilansir dari reuters, Sabtu, 24 Oktober 2020.

"Apa lagi yang bisa dikatakan kepada seorang kepala negara yang tidak memahami kebebasan berkeyakinan dan yang berperilaku seperti ini kepada jutaan orang yang tinggal di negaranya yang merupakan anggota dari agama yang berbeda?"  tambah Erdogan.

Erdogan dikenal sebagai seorang Muslim yang saleh dan memimpin Turki sejak Partai AK yang bernafaskan Islam pertama kali berkuasa pada tahun 2002. Ia telah berusaha untuk mengubah Islam menjadi arus utama politik di Turki, sebuah negara yang mayoritas Muslim tetapi sekuler.

Baca Juga: PSBB Transisi di Jakarta Diperpanjang, Riza: Sanksi Tetap Berlaku

Presiden Turki tersebut mulai bereaksi sejak 6 Oktober lalu setelah komentar awal Macron tentang "separatisme Islam". Menurutnya, pernyataan itu adalah "provokasi yang jelas" dan menunjukkan "ketidaksopanan" pemimpin Prancis kepada Islam.

Turki dan Prancis adalah anggota NATO tetapi telah berselisih mengenai berbagai masalah termasuk kebijakan di Suriah dan Libya, yurisdiksi maritim di Mediterania timur dan konflik di Nagorno-Karabakh.

Erdogan dan Macron sempat membahas ketidaksepakatan mereka dalam panggilan telepon bulan lalu dan setuju untuk meningkatkan hubungan dan menjaga saluran komunikasi tetap terbuka.***

Sumber: Warta Ekonomi

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x