Nekat Lawan China, Filipina Kirim Milisi ke Wilayah Sengketa di Laut China Selatan

- 26 Oktober 2020, 12:05 WIB
Pulau Paracel di Laut China Selatan.
Pulau Paracel di Laut China Selatan. /



GALAMEDIA - Lakukan perlawanan terhadap China, Filipina dikabarkan mengerahkan milisi maritim di wilayah sengketa di Laut China Selatan (LCS).

Kepala angkatan laut Manila, Giovanni Carlo Bacordo menyebut sedikitnya 240 milisi dikerahkan ke perairan Scarborough Shoal dan Kepulauan Spratly.

Milisi ini berisi nelayan dan warga non militer, yang bertugas melawan kehadiran nelayan China di wilayah itu. Milisi seperti ini sebelumnya telah dimiliki China dan Vietnam.

Baca Juga: 5 Destinasi Liburan Tahun Baru di Indonesia, Berikut Tips dan Promo Akhir Tahun dari Traveloka

Meski begitu, Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengaku pelaksanaan pengiriman milisi masih menunggu anggaran dari pusat. Kemungkinan dalam waktu dekat milisi akan segera diterjunkan.

Sejumlah pengamat, dikutip South China Morning Post (SCMP) menilai reaksi Filipina ini merupakan hasil ketegangan dengan China dua tahun terakhir. Meski Filipina menang di arbitrase internasional, China tetap berada di kawasan itu dengan konsep sembilan garis imajiner (putus-putus).

Filipina juga menghadapi tekanan domestik untuk melindungi nelayan lokal. Tahun lalu 100 perahu nelayan China berkumpul di dekat Pulau Thitu Filipina.

Baca Juga: Pangeran Brunei Darussalam Abdul Azim Sempat Lama Menjalani Perawatan di Rumah Sakit

"Mungkin tepat untuk melihat milisi maritim sebagai bagian dari pendekatan 'seluruh bangsa' atau 'seluruh masyarakat' dalam mengamankan kepentingan maritim nasional," kata peneliti dari S Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological Singapura, Collin Koh.

Sebelumnya, perlawanan pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte ke China juga dilakukan dengan mengizinkan kontraktor melanjutkan pengeboran sumber daya energi di wilayah sengketa LCS. Hal tersebut dikatakan sebagai hak ekonomi Filipina.

"Kami percaya China akan menghormati keputusan kedaulatan kami. Saya yakin mereka juga ingin kami sukses secara ekonomi," kata Menteri Luar Negeri Alfonso Cusi, sebagaimana ditulis Nikkei Asia Review akhir pekan kemarin.

Baca Juga: Marah kepada Emmanuel Macron, Paul Pogba Mundur dari Timnas Prancis

Sebelumnya kedua negara melakukan moratorium enam tahun eksplorasi migas karena sengketa wilayah. Namun moratorium dicabut langsung Duterte.

Kementerian Energi Filipina mengharapkan 25 juta dolar AS dalam investasi awal setelah pengeboran dilanjutkan. Sebuah perusahaan Inggris yang didukung Filipina memang sudah memegang kontrak eksplorasi di Rees Bank, wilayah kaya minyak namun terkendala karena 'gangguan' kapal-kapal China.

LCS adalah laut kaya sumber daya alam. LCS memiliki sepertiga dari total keanekaragaman laut di dunia yang berkontribusi terhadap 10% dari total tangkapan ikan di planet bumi.

Baca Juga: Ulama Arab Saudi Serang Presiden Emmanuel Macron, Liga Muslim Dunia Kutuk Keras Kasus Prancis

Menurut CFR, di LCS ada sekitar 900 triliun kaki kubik gas alam. American Security Project menyebutkan bahwa cadangan gas di LCS mencapai 266 triliun kaki kubik dan menyumbang 60% - 70% dari total cadangan hidrokarbon teritori tersebut.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x