Dua Balita di Cianjur Hidup dalam Kondisi Mengenaskan, Kemensos Lakukan Respons Cepat

- 27 Oktober 2020, 08:29 WIB
Kondisi gubuk mengkhawatirkan tempat tinggal balita "NM dan "RK" di Cianjur. (Foto: Istimewa)
Kondisi gubuk mengkhawatirkan tempat tinggal balita "NM dan "RK" di Cianjur. (Foto: Istimewa) /

GALAMEDIA - Kementerian Sosial melalui Balai Anak "Handayani" Jakarta mendapatkan informasi mengenai anak dalam situasi darurat di Cianjur, Jawa Barat.

informasi dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak itu menyebutkan, kedua balita berinisial "NM" dan "RK" hidup mengenaskan, tinggal didalam sebuah gubuk yang tidak layak huni.

Kepala Balai Anak "Handayani", Neni Riawati yang mendapat informasi langsung memberikan arahan dan tugas kepada Pekerja Sosial agar segera melakukan penelusuran sesuai SOP. Ia pun meminta petugas melakukan asesmen dan analisa kebutuhan anak.

Baca Juga: Upah Minimum 2021 Sama dengan 2020, Said Iqbal: Pengusaha Sedang Susah, Buruh Lebih Susah!

Setelah menelusuri, Pekerja Sosial Balai Anak "Handayani" akhirnya dapat menemui kedua anak tersebut. Petugas dibantu oleh Kasi Kesra, Rahmat, Poldes, Ahmad Zaenuman, serta pihak Kepolisian, dan TNI.

Berdasarkan hasil asesmen, balita "NM" dan "RK" tinggal bersama kedua orang tuanya dalam gubuk yang dibuat oleh ayahnya. Gubuk itu kondisinya mengkhawatirkan, terbuat dari terpal bekas spanduk dan kain yang sudah tidak terpakai dan hasil pemberian dari warga sekitar.

"NM" dan "RK" berusia 4 tahun dan 4,5 bulan. Mereka sebenarnya bukan warga asli setempat dan tinggal di tanah milik perhutani. Ayah kedua anak tersebut tidak bekerja dan hanya mengandalkan kemampuan bercocok tanam dengan alasan tidak bisa bekerja.

Baca Juga: Berikut Arti dan Makna Asmaul Ar Roqib, Al Mujib, dan Al Waasi, Yuk Pahami dan Amalkan

"Sang ayah menderita sakit asam urat dan lambung. Sehingga selama ini hanya ibunya yang diandalkan untuk mencari nafkah dengan berjualan sayuran milik warga dan hasilnya dibagi dua," tulis Humas Balai Anak "Handayani" dalam siaran tertulisnya, Selasa, 27 Oktober 2020.

Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mereka hanya mengandalkan penghasilan dari ibunya dan belas kasihan warga sekitar.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x