Hina Islam, Emmanuel Macron Dikecam Koleganya: Prancis Diejek Apa yang Bisa Dilakukan Selain Tweet?

- 27 Oktober 2020, 11:56 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Disebut Jadi Dalang Hina Islam
Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Disebut Jadi Dalang Hina Islam /Instagram @emmanuelmacron/


GALAMEDIA - Politikus Prancis Jean-Luc Melenchon mengecam sikap Presiden Emmanuel Macron atas pernyataannya yang dianggap menghina Islam.

Pemimpin Oposisi ini menyatakan Macron "benar-benar kehilangan kendali atas situasi" dalam perselisihannya dengan Turki terkait Islamofobia.

Mantan anggota Parlemen Eropa ini pun mengaku telah beberapa kali mendukung Macron atas perselisihannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Namun kini dia memilih untuk diam dan tidak mau lagi mendukung Macron dalam perselisihan dua kepala negara tersebut.

"Yang terbaik yang bisa saya lakukan adalah diam," katanya kepada Radio Inter Prancis Senin 26 Oktober 2020 dilansir dari Anadolu Agency.

Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung Liga Champions Malam Nanti: Real Madrid, Liverpool dan Inter Milan Main!

"Tadi malam, Presiden, dengan alasan yang tidak bisa dimengerti, menyebar melalui serangkaian tweet, benar-benar kehilangan kendali atas situasi," ucap Melenchon.

 Jean-Luc Melenchon
Jean-Luc Melenchon

Ia menambahkan bahwa Macron harus memikirkan strategi ke depan setelah ucapannya menyakiti perasaan banyak umat Muslim di dunia.

"Sebaiknya (Macron) memikirkan tentang apa strategi nantinya: Prancis direndahkan, dihina, dan diejek, apa yang ingin dia lakukan, selain tweet?"

Baca Juga: Panas-panasi China, Amerika Serikat dan Jepang Siagakan 46 Ribu Tentara di Laut China Timur

Awal bulan ini, Macron menyebut Islam sebagai agama yang sedang berada dalam krisis. Ia juga mengumumkan rencana membuat undang-undang yang lebih keras untuk menangani apa yang disebutnya separatisme Islam di Prancis.

Dia mengutuk pemenggalan guru yang menggunakan kartun Nabi Muhammad di kelas. Di sisi lain ia membela apa yang dilakukan sang guru dengan dalih kebebasan berekspresi.

Beberapa negara dengan populasi mayoritas Islam seperti Turki dan Pakistan juga mengutuk sikap Macron terhadap Muslim. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya mengatakan pemimpin Prancis itu membutuhkan "pemeriksaan kesehatan mental."

Erdogan juga menyerukan ajakan untuk memboikot produk-produk Prancis.

"Jangan pernah menghargai barang-barang berlabel Prancis, jangan membelinya," tutur Erdogan mengutip AFP.

Baca Juga: Dulu Keras Sebut Indonesia Penjajah, Kini Mantan PM Timor Leste Puja-Puji NKRI

Sebelumnya, ajakan memboikot produk Prancis menggema di kawasan Arab dan Timur Tengah. Aksi pemboikotan produk Prancis sudah berlangsung di Kuwait dan Qatar.

Puluhan toko di Kuwait membuktikan pemboikotan dengan mengunggah foto di media sosial yang memperlihatkan sejumlah pekerja mengeluarkan keju olahan Prancis dari rak.

Kemudian di Doha, seorang koresponden AFP melihat sejumlah pekerja jaringan supermarket Al Meera mengeluarkan selai St. Dalfour buatan Prancis dari rak pada Sabtu 24 Oktober kemarin. Bahkan, mereka juga mengeluarkan ragi Saf-Instant.

Baca Juga: MUI Menyatakan Umat Islam dan Bangsa Indonesia Butuh Habib Rizieq Shihab

Kecaman terhadap Macron juga datang dari berbagai individu di media sosial, diantaranya sejumlah umat Kristen yang ada di Arab. Salah satunya adalah penyiar senior berita Al-Jazeera yang berbasis di Qatar Jalal Chahda.

"Saya Jalal Chahda, seorang Kristen Levantine Arab, dan saya dengan keras menolak dan mencela penghinaan terhadap Nabi Islam, Utusan Tuhan #Mohammad. Berkah dan damai," lewat Twitter.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x