Sebut Erdogan Teroris, Sang Penghina Islam Geert Wilders Digugat Presiden Turki

- 28 Oktober 2020, 06:35 WIB
Politukus Belanda Geert Wilders (kiri) dan Recep Tayyip Erdogan (kanan).
Politukus Belanda Geert Wilders (kiri) dan Recep Tayyip Erdogan (kanan). /


GALAMEDIA - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menggugat anggota parlemen Belanda, Geert Wilders, setelah politisi sayap kanan itu mengunggah serangkaian cuitan yang salah satunya menggambarkan Erdogan sebagai "teroris".

Kantor berita Turki, Anadolu Agency mengatakan kuasa hukum Erdogan pada Selasa 27 Oktober 2020 mendaftarkan pengaduan pidana terhadap Wilders di kantor Kepala Kejaksaan Ankara karena "penghinaan terhadap presiden".

Penghinaan presiden dianggap sebagai kejahatan di Turki dan dapat dihukum hingga empat tahun penjara.

Dilansir Associated Press, Wilders mengunggah karikatur yang menggambarkan Erdogan mengenakan topi mirip bom di kepalanya dan menyematkan komentar "teroris".

Pekan ini, Wilders terus mengunggah cuitan yang menyinggung Erdogan, di pertikaian yang berkembang antara Turki dan negara-negara Eropa yang dipicu oleh komentar tajam Erdogan terhadap Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Komentar tersebut termasuk pernyataan Erdogan yang mempertanyakan kesehatan jiwa Macron setelah mengatakan Islam adalah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia.

Menurut Anadolu, gugatan itu menuduh Wilders menggunakan bahasa yang "menghina kehormatan dan martabat presiden dan menargetkan kepribadian, martabat, dan reputasi Erdogan".

Wilders dikenal sebagai politikus sayap kanan di Negeri Kincir Angin kerap melontarkan pendapat anti-Islam.

Wilders yang memimpin partai oposisi terbesar di Parlemen Belanda, Partai untuk Kebebasan, mengabaikan gugatan itu dan menggambarkan Erdogan sebagai "pecundang". Bahkan ia bersikap lebih parah kian menghina Presiden dan Islam.

Selama 16 tahun, Wilders dikawal ketat karena ancaman pembunuhan yang bertubi-tubi akibat pendiriannya.

Erdogan terus-menerus menggugat orang atas tuduhan penghinaan sejak ia menjabat sebagai presiden pada 2014 dan ribuan orang telah dihukum.
Menurut surat kabar Birgun, lebih dari 29 ribu orang diadili atas tuduhan menghina Erdogan pada tahun lalu.

Pada Senin, surat kabar Turki, Daily Sabah, yang dekat dengan Erdogan, mencetak foto Wilders dan Macron, dengan tajuk utama: "dua wajah kebencian dan rasisme di Eropa".***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x