Disamakan dengan Iblis, Garis Keras Iran Hina Presiden Prancis Eropa Bersatu Bela Macron

- 28 Oktober 2020, 13:59 WIB
Benarkah Pernyataan Emmanuel Macron Anti Islam? Simak Isi Pidato Lengkap Presiden Prancis Ini
Benarkah Pernyataan Emmanuel Macron Anti Islam? Simak Isi Pidato Lengkap Presiden Prancis Ini /AFP/Ludovic Marin/Pool/AFP

GALAMEDIA - Emmanuel Macron menjadi sasaran kemarahan surat kabar garis keras Iran Vatan-e Emrooz yang menerbitkan kartun Presiden Prancis tersebut.

Macron digambarkan sebagai Iblis menyusul pembelaannya terhadap publikasi kartun Nabi Muhammad. Puluhan ribu demonstran di berbagai negara Islam pun turun ke jalanan.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Rabu (28 Oktober 2020) massa di Pakistan, Irak, Turki dan Gaza pekan ini menggelar unjuk rasa.

Menanggapi ini para pemimpin Uni Eropa mulai menyatakan pembelaan. Sedangkan Kementerian Luar Negeri Prancis memperingatkan warganya yang tengah berada di negara muslim termasuk Indonesia.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sumpah Pemuda Bawa Energi Positif untuk Mempersatukan Bangsa

Di Iran Vatan-e Emrooz menerbitkan edisi khusus yang menyatakan Macron sebagai anti-Islam dan mengutuk  kelompok ekstremis Prancis yang diklaim membakar salinan Alquran.

Iran juga memanggil duta besar Prancis pada hari Selasa sebagai protes atas pernyataan Macron dan menyebutnya sangat 'tidak bijaksana'. Sementara itu Arab Saudi mengeluarkan pernyataan yang mengecam kartun ofensif Nabi.

Sementara warga Bangladesh menambahkan daftar negara yang menyerukan boikot luas atas produk Prancis setelah Kuwait, Qatar, Yordania, dan Palestina.

Baca Juga: TERBARU!! HABIB RIZIEQ SEGERA PULANG!!, Refly Harun: Itu Kewajiban Negara

Macron membela publikasi kartun Nabi Muhammad setelah serangan teror di Paris di mana seorang guru dipenggal karena menunjukkan karikatur yang sebelumnya diterbitkan Charlie Hebdo kepada siswa kelasnya.

Di tengah reaksi keras di berbagai negara, Prancis memperingatkan warga yang tinggal atau bepergian ke luar negeri untuk mengambil tindakan pengamanan ekstra di tengah kekhawatiran  menjadi sasaran protes.

Kementerian Luar Negeri Prancis mengeluarkan panduan bagi warga yang tengah  berada di Turki  yang presidennya, Erdogan merupakan salah satu pengkritik utama Macron.

Baca Juga: Malaysia Malu-malu Kutuk Emmanuel Macron dan Majalah Charlie Hebdo

Selain Turki, panduan juga diberikan bagi yang berada di Indonesia, Bangladesh, Irak, dan Mauritania. Warga Prancis diminta menjauh dari titik  protes dan menghindari pertemuan publik.

“Dalam konteks ini, warga disarankan untuk waspada terutama saat bepergian  dan saat berada di tempat-tempat yang sering dikunjungi wisatawan atau komunitas ekspatriat.”

Asosiasi ulama di Qom Iran juga mendesak pemerintah untuk mengutuk Macron atas pernyataannya dan menyerukan negara-negara Islam untuk menjatuhkan sanksi politik dan ekonomi pada Prancis.

Baca Juga: BLT BPJS Belum Diterima, Kemnaker: Masih Ada Waktu untuk Memperbaiki

Di Arab Saudi, Saudi Press Agency yang dikelola negara mengeluarkan pernyataan  pejabat Kementerian Luar Negeri.

Pejabat yang tak disebutkan namanya mengatakan kerajaan menolak setiap upaya yang menghubungkan Islam dengan terorisme atau publikasi kartun ofensif Nabi.

Sementara itu reaksi keras atas Macron yang kian meluas membuat pemimpin  negara-negara Eropa termasuk Jerman, Italia, Belanda dan Yunani bersatu membela pemimpin Prancis tersebut.

Uni Eropa (UE) memperingatkan seruan boikot Erdogan merupakan kemunduran di tengah upaya Turki untuk bergabung dengan UE.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x