GALAMEDIA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) ikut menyoroti perkembangan situasi terkait dengan ajakan memboikot produk Prancis.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi meminta masyarakat tidak terprovokasi dan tetap menjaga kedamaian di Tanah Air.
"Kepada masyarakat umat Islam dan bangsa Indonesia yang ingin menyampaikan aspirasi penolakan silakan, tapi dengan tertib, tidak boleh merusak dan harus mengikuti aturan main," tutur Muhyiddin kepada wartawan, di Jakarta, Kamis, 29 Oktober 2020.
Baca Juga: Nyaris Tak Ada Kehidupan di Bandara Kertajati yang Habiskan Uang Rp 2,6 Triliun
Seruan boikot Perancis terjadi di sejumlah negara di negara Arab seperti Qatar, Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Bahkan, sejumlah supermarket di negara tersebut juga disebut telah menarik barang-barang asal produsen Prancis.
Langkah itu dilakukan menyusul pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron soal Islam, termasuk mengumumkan rencana mereformasi Islam agar lebih sesuai dengan nilai-nilai Republik Prancis.
Baca Juga: Bandara Kertajati Bak 'Rumah Hantu': Direncanakan di Era Megawati, Diresmikan oleh Jokowi
Merespons isu tersebut, Muhyiddin meyakini pemerintah Indonesia akan mengambil langkah-langkah diplomatis supaya tidak merugikan hubungan antara Indonesia dan Perancis.
"Meminta kepada Ibu Menlu agar memanggil Duta Besar Prancis untuk Indonesia supaya dia memberikan klarifikasi," ujar dia dilansir Antara.