100 Tahun Kekaisaran Meiji Jepang, Permaisuri Tahta Krisan Masako Tampil Anggun dan Elegan

- 30 Oktober 2020, 14:44 WIB
KAISAR Jepang Naruhito dan istrinya, Permaisuri Masako.*/AFP
KAISAR Jepang Naruhito dan istrinya, Permaisuri Masako.*/AFP /

GALAMEDIA - Ratu Jepang, Putri Masako untuk pertama kali di tengah pandemi keluar dari istana dan kembali menyapa publik.

Tampil elegan dalam balutan serbaputih dan masker senada, permaisuri Tahta Krisan tersebut menghadiri peringatan seratus tahun kekaisaran Meiji dengan mengunjungi Kuil Suci Meiji.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, JuPutriomat (30 Oktober 2020) Kuil Suci Meiji menjadi tempat yang sangat dihormati. Kuil dibangun sebagai penghargaan pada Kaisar Meiji dan sang istri Ratu Shoken.

Baca Juga: Robert : Sepak Bola Indonesia Punya Masa Depan yang Cerah 

Kaisar Naruhito yang naik tahta tahun lalu tak terlihat mendampingi Masako yang memilih blazer bertepian kelopak bunga dan topi dengan aksentuasi serupa. Blazer kali ini dipadukan dengan rok A-line yang menyapu lantai dan membuatnya kian anggun.

Sebelum menyapa para pejabat Masako melakukan ritual di komples utama Kuil Meiji. Kuil dibangun tahun 1920 untuk menghormati Kaisar Meiji yang tutup usia pada tahun 1912.

Baca Juga: Jokowi Cenderung Diam Soal Penangkapan Kritikus, Ernest Prakasa: Ya Enggak Bisa Juga Dong!

Kekaisaran Meiji berkuasa di masa sulit saat monarki tertua di dunia yang dipimpinnya dihadapkan pada pilihan sulit seiring dinamika kekuasaan internasional.

Meiji memimpin transisi monarki Jepang dari berfondasikan kultur feodal menjadi kerajaan modern dengan pemerintahan konstitusional hingga mendapat tempat yang disegani di tengah komunitas internasional.

Baca Juga: Dijuluki Brooke Shields dari Kuwait, Siksa Mantan Influencer Berparas Menawan Ini Diburu Aparat

Di bawah Kekaisaran Meiji Jepang bertransformasi dengan salah satu gerakan paling progresif di Negeri Sakura, Restorasi Meiji. Restorasi Kaisar Meiji meliputi perubahan sistem ekonomi, sosial hingga politik.

Kuil Suci Meiji dibangun di area suci yang kerap dikunjungi Kaisar Meiji dan Ratu Shoken yang wafat dua tahun setelah kepergian sang kaisar yaitu tahun 1914.

Sementara itu penampilan terbaru Masako yang bersama Kaisar Naruhito dikaruniai seorang putri disambut hangat publik.

Baca Juga: Tragedi, Hanya Perceraian yang Akan Kembali Menyatukan Pangeran William dan Pangeran Harry

Masako yang menjadi permaisuri setelah ayah mertuanya, Kaisar Akihito mundur karena alasan kesehatan tahun 2019, memiliki tempat khusus di hati para royalis Negeri Sakura.

Mantan diplomat lulusan Harvard tersebut diharapkan mampu "menginternasionalisasi" Tahta Krisan. Kaisar Naruhito sendiri alumni Oxford dan ahli di bidang transportasi perairan selain diakui sebagai sejarawan.

Namun harapan besar publik pada Masako untuk memastikan suksesi berlanjut dari garis Naruhito dengan kehadiran bayi laki-laki membuatnya tertekan.

Baca Juga: Jokowi Cenderung Diam Soal Penangkapan Kritikus, Ernest Prakasa: Ya Enggak Bisa Juga Dong!

Meski tak dikaruniai seorang putra, kehadiran Aiko, putri semata wayang Masako dan Naruhito tetap mendapat sambutan sukacita dari publik Jepang.

Tak sedikit yang bahkan mengharapkan perubahan konstitusional yang memungkinkan Jepang seperti halnya Inggris dipimpin seorang Ratu.

Sejauh ini monarki Jepang menganut sistem patriarkal di mana hanya anak laki-laki yang berhak mewarisi tahta.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x