Utang Negara Naik, Sri Mulyani: Ada Saja Orang yang Nyinyir ke Saya

- 2 November 2020, 20:39 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. /Berita DIY pikiran-rakyat.com

GALAMEDIA - Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami peningkatan signifikan di masa pandemi virus corona (Covid-19). Akibatnya, mau tak mau pemerintah harus menutupinyadengan utang.

Hal tersebut menuai pro-kontra di kalangan masyarakat. Terlebih, angka utang negara dinilainya sudah sangat tinggi. Banyak kalangan yang mengkritik langkah tersebut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi masyarakat yang suka mengkritik atau 'nyinyir' dirinya terkait utang negara saat ini.

Baca Juga: Bela Jokowi di Medsos, Kang Dede Diangkat Jadi Komisaris PT Pelni

"Karena kita ingin menyelamatkan ekonomi, maka APBN menghadapi tekanan yang luar biasa. Penerimaannya jatuh, tapi kita memberi bantuan. Membantu hidup banyak sekali [masyarakat]. Makanya defisit kita naik banget," jelas Sri Mulyani melalui video conference, Senin 2 November 2020.

"Makanya ada saja orang yang nyinyir ke saya itu utang-utang. Ya tidak apa-apa, wong itu utang untuk menyelamatkan jiwa seluruh masyarakat di Republik Indonesia," kata Sri Mulyani melanjutkan.

Seperti diketahui, sebelum pandemi covid-19 meluluh lantahkan perekonomian Indonesia, pemerintah memasang target defisit APBN 1,76% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca Juga: Arab Saudi Telah Terbitkan Exit Permit Kepulangan Habib Rizieq ke Tanah Air

Namun, kemudian, semua anggaran refocusing atau diprioritaskan untuk menangani covid-19 dan memberikan stimulus kepada sektor kesehatan, UMKM, perlindungan sosial, hingga ke dunia usaha.

Pemerintah melalui Perppu No.1 Tahun 2020, yang kini telah menjadi Undang-Undang No.2 Tahun 2020 memutuskan untuk menaikkan defisit hingga 6,34% terhadap PDB atau setara dengan Rp 1.039,2 triliun.

Baca Juga: Heboh, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus Jalani Karantina: Harus Jadi Contoh Pejabat Indonesia

"Defisit yang tadinya 1,76% terhadap PDB, atau dari kisaran Rp 120 triliun hingga Rp 130 triliun. Defisit kita naik menjadi Rp 1.000 triliun," ujarnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x