Nyatakan Membunuh Penghina Nabi Hak Setiap Muslim, Al-Qaeda Sasar Presiden Prancis Emmanuel Macron

- 3 November 2020, 15:49 WIB
POTRET Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron.*
POTRET Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron.* //Instagram/@emmanuelmacron

GALAMEDIA - Di tengah meluasnya demo anti-Presiden Prancis Emmanuel Macron, Al-Qaeda menyatakan membunuh siapa saja yang menghina Nabi Muhammad merupakan hak setiap muslim.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Selasa (3 November 2020) Al-Qaeda juga mengancam Macron atas sumpahnya membela kebebasan berbicara.

Pembelaan Macron pada publikasi kartun Nabi atas nama kebebasan berbicara serta pernyataannya melawan radikalisme Islam memicu kemarahan komunitas muslim dunia.

Baca Juga: Anak Putus Sekolah, Salah Siapa?

"Membunuh siapa pun yang menghina Nabi adalah hak setiap muslim." Demikian rilis kelompok jihadis yang dikenal dengan akronim Prancis AQMI dalam  pernyataan terbarunya.

Pembelaan Macron dilakukan setelah pemenggalan guru bahasa Prancis Samuel Paty di Paris oleh seorang jihadis. Sebelumnya Paty menunjukkan kartun Nabi pada para siswa  dalam pelajaran mengenai kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Pakar: Putusan BK Memecat Ketua DPRD Kuningan Batal Demi Hukum

Paty membahas kasus publikasi ulang kartun kontroversial tersebut pada bulan September oleh Charlie Hebdo.

Majalah mingguan satir tersebut pertama kali memuatnya tahun 2015 hingga berujung aksi penembakan dengan belasan korban tewas.

Janji Macron mempertahankan kebebasan berbicara memicu kemarahan yang  menyebar di kalangan muslim dunia hingga memicu seruan boikot produk Prancis. Al-Qaeda pun  menyatakan boikot yang setara kewajiban bagi umat muslim tidak cukup.

Baca Juga: Cegah Covid-19, Lansia Penting Untuk Divaksin Flu, Ini 3 Alasan dan Jenis Vaksinnya

Dalam ancamannya untuk membalas komentar Macron, Al-Qaeda menggambarkan Macron sebagai presiden muda yang tidak berpengalaman dengan ‘sedikit otak’ dan telah menyinggung Nabi.

Protes terhadap Macron terus berlanjut di negara-negara muslim setelah komentarnya atas publikasi Nabi Muhammad.

Baca Juga: 7 Tahun Berperkara, Blok Lumbung Rancaekek Dieksekusi PN Bale Bandung 

Sementara itu kedutaan besar Prancis di Tanah Air menyatakan  Macron menegaskan perbedaan antara Islam dan militansi.

“Presiden Emmanuel Macron menjelaskan bahwa sama sekali tidak ada niat untuk menggeneralisasi dan dengan jelas membedakan antara mayoritas Muslim Prancis dan militan, minoritas separatis yang memusuhi nilai-nilai Republik Prancis."***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x