Tito Klaim Indonesia Kini Jauh Lebih Demokratis, Demonstrasi Tak Perlu Izin

- 3 November 2020, 18:10 WIB
Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian
Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian /Dok / Kemendagri.go.id


GALAMEDIA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyatakan Indonesia telah mengalami demokratisasi. Hal itu dibuktikan dengan aksi demonstrasi tak perlu mengajukan izin seperti masa Orde Baru.

Tito berkata Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 menjamin kemerdekaan masyarakat Indonesia untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Hasilnya, saat ini demonstrasi bisa dilihat setiap hari.

"Itu membuka ruang kebebasan berpendapat. Orang demo cukup memberi tahu, tanpa perlu izin, dan polisi wajib untuk mengamankan," kata Tito dalam Rapat Koordinasi Nasional Tahun 2020 Forum Kerukunan Umat Beragama yang disiarkan akun Youtube Kemenag RI, Selasa 3 November 2020.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Atalanta vs Liverpool: The Reds Dapat Kekuatan Baru, Tuan Rumah Masih Merana

Meski diberi ruang kebebasan, Mendagri menyatakan aparat kepolisian tetap berwenang membubarkan demonstrasi jika ada pelanggaran.

Menurutnya, semua pihak punya tantangan agar kebebasan berpendapat di muka umum berjalan baik. "Demo kalau melanggar baru dibubarkan. Ini tantangan kita," ujarnya.

Selain itu, Tito bilang Indonesia juga telah menjamin hak berkumpul dan berserikat bagi warganya. Dia menyebut hal itu tercermin dari perkembangan pesat organisasi kemasyarakatan (ormas).

Baca Juga: Kabar Gembira! Program Kartu Prakerja Terus Berlanjut di Tahun Depan

"Ada UU Keormasan dan lain-lain yang membuat organisasi-organisasi boleh tidak perlu untuk mendapat izin, cukup mendaftarkan. Boleh mendaftar, boleh tidak," ujarnya.

Meski begitu, ia menilai demokratisasi bukan tanpa tantangan. Mantan Kapolri itu berpendapat semua pihak harus bijak dalam menyikapi proses berdemokrasi yang saat ini berjalan.

Sebelumnya, demokrasi Indonesia dipertanyakan sejak Joko Widodo memulai periode kedua pemerintahannya. Pemerintahan Jokowi dinilai mengikis demokrasi dan perlahan bergerak ke arah otoritarian.

Baca Juga: Jokowi Ingatkan Soal Covid-19, Mustofa Nahrawardaya: Ahmad Yurianto Dimutasi, Sepi Pengumuman di TV

Dalam survei yang digelar Indikator Politik pada 24-30 September 2020, 36 persen responden menyatakan Indonesia menjadi negara yang kurang demokratis. Hanya 17,7 persen responden yang menilai kondisi saat ini lebih demokratis dibandingkan sebelumnya.

Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati berpendapat satu tahun Jokowi-Ma'ruf telah menunjukkan gejala otoritarian.

Hal itu dilihat dari cara pemerintah memperlakukan aksi unjuk rasa dan kebebasan pendapat di muka publik lainnya.

"Kira-kira kita ada di tahap yang terakhir sebelum mencapai kondisi otoritarian, yaitu pengurangan kebebasan sipil. Tinggal sedikit lagi," ujar Asfinawati pada diskusi daring di akun YouTube Lokataru Foundation pada pertengahan Oktober lalu.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x