Ribuan Warga China Terinfeksi Wabah Brucellosis, Buntut Bocornya Pabrik Biofarmasi September Lalu

- 6 November 2020, 15:46 WIB
Ilustrasi bakteri Brucellosis.
Ilustrasi bakteri Brucellosis. /Istimewa /



GALAMEDIA - Sedikitnya 6.620 orang di Lanzhou, Provinsi Gansu, China saat ini terinfeksi Wabah brucellosis.

Dilansir dari Global Times pada Jumat 6 November 2020 sebanyak 126 orang yang terinfeksi telah dirawat di 11 rumah sakit di Lanzhou.

Komisi Kesehatan Lanzhou menyebutkan pemerintah kota telah membuka klinik khusus bagi orang-orang yang merasa mengalami gejala brucellosis.

Pada 24 September, pemerintah kota mengalokasikan dana kompensasi sebesar 10 juta yuan atau sekitar Rp21 miliar untuk pemantauan, diagnosis, pengobatan dan kompensasi bagi yang terinfeksi.

Pemerintah pun dilaporkan akan mendesak perusahaan farmasi yang menjadi dalang tersebarnya wabah untuk mempercepat relokasi pabrik ke luar kota.

Baca Juga: Jadwal Bola Liga Inggris Pekan Ini Ada Everton vs Manchester United dan Manchester City vs Liverpool

Wakil Wali Kota Lanzhou, Wei Qingxiang mengatakan akan terus melakukan pengujian gratis bagi warga. Sementara orang yang dinyatakan terinfeksi akan menerima pengobatan gratis.

Diketahui wabah ini pertama kali ditemukan pada September 2020 usai kebocoran limbah di sebuah perusahaan biofarmasi di Lanzhou tahun lalu.

Saat itu Komisi Kesehatan Lanzhou mengungkapan sebanyak 3.245 orang yang telah terjangkit penyakit tersebut.

Atas insiden kebocoran itu,  delapan orang telah dimintai pertanggungjawaban. Sebanyak 55.725 orang telah diuji sejauh ini untuk mendeteksi apakah terinfeksi atau tidak.

Baca Juga: Donald Trump di Gerbang Kekalahan, Anak-anaknya Dilanda Kepanikan hingga Lontarkan Hasutan ke Publik

Penyakit Brucellosis
Penyakit Brucellosis New England Journal of Medicine


Penyakit brucellosis dikenal juga dengan demam malta atau demam Mediterania.

Infeksi bakteri ini menyebabkan munculnya sejumlah gejala pada tubuh seperti sakit kepala, nyeri otot, demam, dan kelelahan.

Menilik informasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat meskipun gejala yang ada mungkin mereda, beberapa gejala bisa menjadi kronis atau tidak pernah hilang.

Baca Juga: Anak Buah Prabowo Sedih Kasus Habib Rizieq Tak Diprioritaskan Kedubes Indonesia di Arab Saudi

Lebih lanjut CDC menjelaskan penularan penyakit itu dari manusia ke manusia sangat jarang. Kebanyakan orang terinfeksi dengan makan makanan yang terkontaminasi atau menghirup bakteri.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x