Rocky Gerung : Penghargaan pada Gatot Nurmantyo, Bukti Istana Merasa Bersalah Tuduh KAMI Perusuh

- 9 November 2020, 11:50 WIB
Rocky Gerung.*
Rocky Gerung.* /cnnindonesia

GALAMEDIA - Pengamat politik, Rocky Gerung angkat bicara soal rencana pemberian Bintang Penghormatan dari Presiden Joko Widodo kepada mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Pemberian penghargaan kepada Gatot ini, dapat menjadi dilema moral di Indonesia.

Dikatakan Rocky, Gatot datang dengan suatu proposal politik yang sangat tinggi, yaitu politik moral. Gatot berupaya untuk membuat jarak dengan kekuasaan supaya ada evaluasi rasional terhadap praktik kekuasaan.

Hal itu berakibat pada tuduhan dari istana terhadap Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), bahwa KAMI itu sponsor dari kerusuhan buruh. Kemudian menyebabkan tiga dari deklarator KAMI ditangkap.

Baca Juga: Kebangkitan Agro Jabar Menuju Ketahanan Pangan

"Dilemanya adalah kalau Pak Gatot menerima kalung medali itu, orang akan bertanya, 'Yang sana dapat kalung, yang 3 dapat borgol?’ Jadi itu dilema moralnya," kata Rocky Gerung dalam video di akun Youtube-nya yang dikutip pada Senin 9 November 2020.

Lelaki yang juga salah satu deklarator KAMI itu mengatakan, dilema moral itu sebenarnya tidak terjadi jika saja KAMI tidak disebut sebagai 'perusak' demokrasi.

Rocky membaca pemberian penghargaan terhadap Gatot lebih kepada perasaan bersalah Istana kepada KAMI yang kerap menyudutkan. Maka dari itu muncul nama Gatot untuk diberikan penghargaan.

Baca Juga: Jelang Pulang ke Tanah Air, Habib Rizieq Disarankan Jimly Asshiddiqie Hentikan Aksi Jalanan

"Kalau KAMI tidak disebutkan sebagai perusak demokrasi, karena caci-maki terhadap KAMI kan dalam satu bulan ini kan berlangsung terus. Jadi saya membaca bahwa istana mungkin punya rasa bersalah menuduh KAMI sebagai Biang Kerok dari kekacauan politik, karena itu diberikan lah anugerah kepada Gatot," ujarnya

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x