Mobil Kimia Veloxymic Itenas, Raih Peringkat Tiga Kompetisi ChemCar 2020 di RWTH Aachen Jerman

- 11 November 2020, 15:03 WIB
/

GALAMEDIA - Veloxymic Itenas, mobil kimia karya mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, berhasil menduduki peringkat ketiga pada Kompetisi ChemCar 2020 yang diselenggarakan oleh RWTH Aachen Jerman.

Dalam babak final ini mobil kimia yang terdiri dari Tim Veloxymic (Itenas Bandung, Indonesia), De Salzigen TUKCars (TU Kaiserslautern), Steamtruck (RW TH Aachen), Elektrousine (TU Dortmund) dan Otto on Wheels (OvGU Magdeburg) berkompetisi secara online, Rabu 11 November 2020.

Kompetisi ChemCar kali ini berbeda dibandingkan tahun sebelumnya karena sedang dalam kondisi pandemi Covid-19, kompetisi yang sebelumnya direncanakan secara offline di Jerman, berubah menjadi online namun perubahan tersebut tidak membuat semangat Veloxymic turun.

Baca Juga: Big Sale 11.11: Perhatikan Dulu 12 Langkah Ini Supaya Belanja Onlinenya Aman di Harbolnas

Tim Veloxymic yang beranggotakan Nugroho Sentoso, Faishal Hafizh Dinata, Fakhrurrazi Waridi Sidqi, M Alif Akbar Basuki, Fiqri Hadi Hendriyansyah, dan Nurul Ratna Anissa ini diketuai Imat Nur Alim dan dibimbing Dr Riny Yolandha Parapat.

"Harapannya, semoga Veloxymic (Teknik Kimia) Itenas Bandung dapat berprestasi pada kompetisi serupa maupun kompetisi lainnya, serta dapat berkontribusi positif bagi almamater, bangsa dan negara," kata Ketua Tim Veloxymic Imat Nur Alim, Rabu.

Nur mengatakan Tim Veloxymic mempersiapkan prototipe mobil yang bergerak karena adanya tekanan gas oksigen dari reaksi kimia ini berbasis pada mobil pertama mereka yaitu Pramakarsa.

Baca Juga: Potongan Tubuh Disebar, Jadikan Lapangan Bola Ladang Pembantaian Militan Mozambik Penggal 50 Warga

Namun, adanya regulasi yang ditetapkan oleh penyelenggara kompetisi yaitu prototype mobil yang harus single action/one touch di starting line, di mana mengharuskan untuk mengubah konsep untuk starting menjadi one touch.

Menurut dia, Pramakarsa yang merupakan mobil pertama dari Tim Veloxymic memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan atau lebih dari action/touch pada starting line, sehingga Tim Veloxymic perlu memodifikasi mobil mereka.

"Kendala tersebut dapat diantisipasi dengan mengaplikasikan ilmu keteknik-kimiaan khususnya di bidang piping and instrument," kata dia.

Baca Juga: Sering Usil ke Indonesia, Vanuatu Akhirnya Tak Bebas dari Covid-19

Mereka memasang check valve pada bagian atas reaktor (tempat injeksi reaktan), sehingga dapat menjadi one action di starting line.

Tim Veloxymic Itenas membuktikan bahwa mobil kimia mereka menjadi mobil yang tercepat dalam melaju di race dengan kesalahan yang sangat kecil.

Bahkan komentator kompetisi yang berasal dari Jerman pun menganggap mobil kimia dari Teknik Kimia Itenas Bandung ini adalah rocket car, karena mobil tercepat jika dibandingkan dengan mobil kimia dari Universitas di Jerman serta memiliki tingkat kesalahan terkecil dibandingkan kompetitor lain.

Baca Juga: Sering Usil ke Indonesia, Vanuatu Akhirnya Tak Bebas dari Covid-19

Veloxymic menjadi satu-satunya wakil dari Asia yang berhasil masuk ke babak Final. Babak final ini melibatkan lima tim, empat diantaranya berasal dari universitas terbaik dari Jerman.

Selain itu, Veloxymic dapat menyisihkan kompetitor lain dan menduduki juara ke tiga dari sekian banyak tim yang berasal dari berbagai Universitas yang ada di dunia.*

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x