Tak Hadir di Istana Negara, Refly Harun: Gatot Nurmantyo Ngomong ke Saya, Tetapi Itu Sangat Rahasia

- 12 November 2020, 08:51 WIB
Presidium KAMI Gatot Nurmantyo.
Presidium KAMI Gatot Nurmantyo. /


GALAMEDIA - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengungkapkan alasan Presidium Koalisi Aksi Menyelematakn Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo tak menghadiri acara penganugerahan Bintang Mahaputera di Istana Negara, Rabu 11 November 2020.

Pria kelahiran Palembang 50 tahun ini mengaku telah berbincang-bincang dengan Gatot Nurmantyo terkait alasan tidak hadir di acara tersebut.

Dia mengatakan, ada satu lagi alasan Gatot Nurmantyo tidak datang, terlepas dari apa yang sudah diklarifikasi oleh Menkopolhukam Mahfud MD.

"Ada alasan ketiga Gatot Nurmantyo tidak datang. Ini sangat substantif. Gatot Nurmantyo mengatakan ke saya ada tugas negara yang diberikan kepada dirinya ketika menjadi panglima TNI yang belum diselesaikan. Tugas apakah itu?," kata Refly Harun dilansir dari tayangan dalam kanal YouTube-nya, Kamis 12 November 2020.

Kendati begitu, Refly Harun enggan memaparkan secara detail alasan yang dimaksud Gatot Nurmantyo lantaran masih bersifat rahasia.

Pakar hukum tata negara, Refly Harun.
Pakar hukum tata negara, Refly Harun.

Baca Juga: Baru Tiba di Tanah Air, Habib Rizieq Langsung Dibanjiri Undangan ke Berbagai Daerah

"Gatot Nurmantyo ngomong ke saya, tetapi itu sangat rahasia. Tidak boleh diomongkan kecuali kalau sewaktu-waktu Gatot Nurmantyo ngomong sendiri alasan yang bikin dia berkeberatan," tukasnya.

Kemudian Refly Harun menerangkan alasan sebagaimana dikemukakan Mahfud MD, yakni terkait waktu pemberian penghargaan Bintang Mahaputera.

Sebab, biasanya penghargaan Bintang Mahaputera disematkan kepada tokoh-tokoh sebelum perayaan hari kemerdekaan tiba. Akan tetapi, pada kesempatan kali Refly menduga ada skenario tersendiri dari Istana.

Sementara itu, Gatot Nurmantyo menurutnya enggan untuk masuk dalam jebakan waktu Istana.

Baca Juga: Habib Rizieq: Kenapa Denny Siregar Dibiarkan? Begitu Pun Ade Armando dan Abu Janda

"Timing menjadi penting ya. Inilah yang rupanya diskenario Istana dan Gatot Nurmantyo tidak mau masuk dalam perangkap timing istana," terang Refly.

"Saya dengar dari radio, Mahfud MD bilang justru karena Covid-19 dipecah jadi dua. Ya tidak salah karena kalau dari sisi hukum Presiden bisa berikan tanda kehormatan kapan saja, tanpa mengaitkan dengan hari kemerdekaan atau hari pahlawan karena itu hak konstitusional Presiden," sambungnya.

Meskipun demikian, Refly Harun mengungkit ungkapan 'No Free Lunch' yang menurutnya cocok untuk menjelaskan iklim dalam perpolitikan.

Artinya, dibalik penghargaan Bintang Mahaputera bisa jadi ada sebuah tuntutan dari Istana.

"Tapi segala sesuatu tidak mungkin tidak ada latar belakangnya. Jadi Gatot Nurmantyo menolak jamuan makan dari Presiden karena 'no free lunch', tidak ada maka siang yang gratis," ujar Refly.

Baca Juga: Demi Taklukkan Barat, China dan Rusia Terus Berbagi Teknologi Militer

"Mudah-mudahan sikap Gatot Nurmantyo meneguhkan sikap menjaga jarak dengan pemerintah. Jadi godaan bersikap oposisi pasti ada tawaran hal-hal yang sulit ditolak, termasuk Bintang Mahaputra, jabatan, atau uang," tandasnya.

Untuk diketahui, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengungkapkan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo bersedia menerima tanda kehormatan Bintang Mahaputera.

Namun, kata Mahfud, Gatot tidak dapat hadir pada upacara penyematan Bintang Mahaputera di Istana Negara, Rabu 11 November 2020, karena alasan pandemi Covid-19.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x