GALAMEDIA - Politikus Partai Demokrat Andi Arief melihat potensi yang sama dari Habib Rizieq Shihab (HRS) dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Di akun Twitter @AndiArief_, ia mengisyaratkan HRS bisa saja seperti Megawati. Mantan aktivis pro-demokrasi (prodem) itu menyebut Mega pernah melawan kediktatoran.
“Dulu Ibu Megawati seorang ibu rumah tangga, bukan politisi, tidak dikenal dunia pergerakan,” kata Arief dalam cuitannya, dikutip Minggu 13 November 2020.
Dia melanjutkan, “Bahkan PDI disebut Budiman Sudjatmiko partai borjuis kecil.”
Andi Arief turut me-mention Budiman saat menyebut nama mantan aktivis PRD itu.
"Namun putaran waktu mengubah keadaan. Sejarah, memanggil Megawati untuk menyudahi kediktatoran."
Menurutnya, keadaan itu yang mungkin saja dapat terjadi pada HRS.
“Saya tidak tahu apakah HRS mendapat kesempatan yang sama saat ini,” katanya.
Dulu Ibu Megawati seorang ibu tumah tangga, bukan politisi, tidak dikenal dunia pergerakan. Bahkan PDI disebut @budimandjatmiko sebagai partai borjuis kecil. Tapi sejarah memanggil Ibu Mega menyudahi kediktatoran. Saya tidak tahu apakah HRS mendapat kesempatan yang sama saat ini.— andi arief (@AndiArief__) November 13, 2020
Bukan kali ini Andi Arief mengunggah perihal Habib Rizieq. Pada hari kedatangan Habib Rizieq, Selasa 10 November 2020, dia membandingkan momen tersebut dengan Presiden pertama RI Soekarno.
“Boleh saja berdebat tentang HRS. Tapi soal jumlah masa fenomenal saat kepulangan dari Arab Saudi hari ini harus diakui dengan jujur memang baru hari ini terjadi. Soekarno sang Proklamator saja tak pernah diperlakukan begitu. Mudah-mudahan ke depan situasi makin membaik,” kata dia.
Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Blak-blakan Ngaku Banyak Perbedaan dengan Habib Rizieq, Keberaniannya Menantang
Cuitan ini pun viral. Sejumlah politikus mereaksi keras kicauan itu. Warganet juga ramai-ramai berkomentar. Ada yang mendukung, tak sedikit pula yang mencerca.
Habib Rizieq akhirnya pulang ke Tanah Air setelah sekitar 3,5 tahun tinggal di Arab Saudi. Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu tiba di Indonesia pada Selasa 10 November 2020.***