China Kudeta Ekonomi Asia Pasifik, 15 Negara Sepakati Perdagangan Bebas Terbesar Dunia

- 16 November 2020, 11:38 WIB
galamedianews.com
galamedianews.com /galamedianews.com

GALAMEDIA - Lima belas negara Asia-Pasifik, Minggu kemarin menandatangani kesepakatan perdagangan bebas terbesar di dunia. Langkah ini dipandang sebagai kudeta besar yang menguntungkan bagi China dalam memperluas pengaruh di tengah pandemi.

The Regional Comprehensive Economic Partnership (Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional/RCEP) dibentuk di tengah  pasar keuangan dunia yang babak belur  oleh virus corona.

Baca Juga: Mengenal Rebana Metropolitan, Masa Depan Ekonomi Jawa Barat

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Senin (16 November 2020) ekonomi China sendiri menjadi salah satu dari sedikit yang berhasil melewati badai, meskipun berstatus “asal virus mematikan” corona.

"Dalam situasi global saat ini, fakta bahwa RCEP telah ditandatangani setelah delapan tahun negosiasi membawa secercah cahaya dan harapan di tengah awan," ujar Perdana Menteri China Li Keqiang setelah penandatanganan virtual.

Baca Juga: Genap Berusia 75 Tahun, Ini Sejarah dan Perjalanan Korps Marinir TNI AL

Kesepakatan dibangun berdasarkan ketentuan di antara negara ASEAN,  Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam melalui pakta tunggal baru yang mencakup Australia, Cina, Jepang, Baru Selandia dan Korea Selatan.

Pertama kali diusulkan tahun 2012, kesepakatan akhirnya tercapai pada akhir KTT Asia Tenggara saat para pemimpin negara berupaya mengembalikan ekonomi mereka yang dilanda pandemi ke jalurnya.

Baca Juga: Besok, 17 November 2020 Awal Bulan Rabiul Akhir, Dianjurkan Untuk Membaca Doa Ini

Kesepakatan untuk menurunkan tarif dan membuka perdagangan jasa yang   tidak melibatkan  Amerika Serikat ini dinilai sebagai alternatif yang dipimpin China untuk inisiatif perdagangan Washington yang sekarang sudah tidak ada.

Secara signifikan, kesepakatanb ini menjadi  kesepakatan perdagangan bebas pertama di antara tiga pemain besar, China, Jepang dan Korea Selatan.

Kesepakatan ditandatangani perdana menteri dan menteri perdagangan pada konferensi virtual yang diselenggarakan oleh delegasi Vietnam di Hanoi pada hari Sabtu.

Baca Juga: Bonus Kesetiaan, Terungkap Hengkang dari Barcelona Messi Tetap Kantongi Triliunan

“RCEP memperkuat ambisi geopolitik regional China yang lebih luas di sekitar inisiatif Belt and Road,” ujar  Alexander Capri,  pakar perdagangan  National University of Singapore Business School, merujuk pada proyek investasi  Beijing dalam bentuk infrastruktur dengan pengaruh China yang kian mengglobal.

Indonesia baru-baru ini jatuh dalam resesi pertama selama dua dekade, sementara ekonomi Filipina menyusut 11,5 persen per tahun di kuartal terakhir.

"Covid telah mengingatkan kawasan itu mengapa perdagangan penting dan pemerintah lebih bersemangat dari sebelumnya untuk memiliki pertumbuhan ekonomi yang positif," ujar  Deborah Elms, direktur eksekutif Asian Trade Centre, konsultan yang berbasis di Singapura.

Baca Juga: Pilih Hidup Sederhana, Mantan Presiden AS Jimmy Carter: Saya Tidak Berambisi Kaya

Sementara itu India menarik diri dari perjanjian tahun lalu karena kekhawatiran akan masuknya barang-barang murah China.

Namun Delhi diharapkan akan bergabung  di masa depan dan menerima 'kepentingan strategis' dalam kesepakatan yang mencakup lebih dari dua miliar rakyat ini.

Pakta terbaru akan membantu mengurangi biaya dan memudahkan perusahaan mengekspor produk ke mana pun tanpa memenuhi persyaratan terpisah untuk setiap negara. Perjanjian meliputi kekayaan intelektual dengan mengecualikan perlindungan lingkungan dan hak tenaga kerja.

Baca Juga: Identitas Pembeli Dirahasiakan, Pecahkan Rekor Dunia Merpati Betina Ini Terjual Seharga Rp 26 Miliar

Kesepakatan juga dipandang sebagai cara China menyusun aturan perdagangan di kawasan itu setelah bertahun-tahun lalu AS mundur di bawah Presiden Donald Trump.  Washington menarik diri dari pakta perdagangan  Trans-Pacific Partnership (TPP).

Meskipun perusahaan multinasional AS dapat memperoleh keuntungan dari RCEP melalui anak perusahaan di negara-negara anggota, para analis mengatakan kesepakatan  dapat menyebabkan presiden terpilih Joe Biden memikirkan kembali keterlibatan Washington di wilayah tersebut.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x