Donald Trump Kalah, Israel Geber Pembangunan Permukiman Yahudi

- 16 November 2020, 16:30 WIB
Pemandangan Ariel, salah satu pemukiman Yahudi terbesar di wilayah Tepi Barat, Palestina.
Pemandangan Ariel, salah satu pemukiman Yahudi terbesar di wilayah Tepi Barat, Palestina. /Wikipedia/


GALAMEDIA - Kekalahan Donald Trump pada Pilpres AS 2020 membuat Negara Israel risau. Israel langsung mengebut proyek pembangunan permukiman Yahudi di Yerusalem Timur.

Langkah itu disebut dilakukan Tel Aviv dua bulan sebelum Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi lengser dari Gedung Putih.

Organisasi non-profit pemantau permukiman Israel, Ir Amim, mengatakan kontraktor Land Authority mengajukan tender konstruksi di Givat Hamatos, daerah yang saat ini tidak berpenghuni di Yerusalem Timur.

Wilayah itu berdekatan dengan Beit Safafa, daerah di mana sebagian besar penduduknya merupakan warga Paletina.

Ir Amim mengatakan Land Authority mengeluarkan tender untuk membangun  lebih dari 1.200 unit perumahan yang sebagian besar dialokasikan di Givat Hamatos.

Baca Juga: Pembagian Masker di Acara Habib Rizieq Tuai Banyak Protes, Doni Monardo Meminta Maaf

Pada Februari lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan menyetujui pembangunan 3.000 unit rumah di kawasan itu.

Ir Amim bahkan memperingatkan banyak pihak bahwa dua bulan ke depan jelang transisi pemerintahan AS ke tangan presiden terpilih, Joe Biden, merupakan "periode kritis".

"Kami yakin bahwa Israel akan mencoba mengeksploitasi waktu krusial ini untuk mempercepat pergerakan yang kemungkinan ditentang oleh pemerintahan AS yang baru," kata Ir Amim seperti dikutip AFP.

Baca Juga: Beijing Cemaskan Pengangkatan Bos Pentagon Baru, Ingin Cegah Dominasi China di Laut China Selatan

Israel diprediksi tengah berupaya mempercepat perluasan permukimannya di wilayah pendudukan Palestina sebelum Trump lengser.

Sebab, selama empat tahun terakhir, pemerintahan Netanyahu selalu mendapat dukungan Trump dalam konflik Israel-Palestina.

AS di bawah Trump bahkan tidak menentang perluasan permukiman di Yerusalem timur, sebuah langkah yang dianggap ilegal oleh komunitas internasional.

Di era Trump, AS bahkan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, sebuah langkah yang dianggap merusak proses perdamaian Israel-Palestina.

Sementara itu, penerus Trump, Biden, menegaskan pemerintahannya kelak akan berupaya mengembalikan posisi AS terkait konflik Israel-Palestina, termasuk menentang permukiman ilegal Israel di wilayah Palestina.

Ir Amim menegaskan pembangunan permukiman di Givat Hamatos bisa menjadi pukulan yang menghancurkan negosiasi perdamaian karena akan memotong akses Yerusalem timur dari Betlehem.

Baca Juga: Banyak Diprotes Kegiatan Habib Rizieq, Anies Baswedan Klaim Jauh Lebih Tegas dari Daerah Lain

Hal itu dinilai dapat mengganggu kelangsungan teritorial negara Palestina di masa depan.

Sementara itu, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeina, mengatakan tender permukiman Givat Hamatos merupakan upaya Israel "untuk membunuh solusi perdamaian yakni pembentukan dua negara yang didukung secara internasional".***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x