Tidak ada Bukti Virus Corona Bisa Ditransfer Melalui Makanan, Ini Hasil Risetnya di Dunia

- 18 November 2020, 10:35 WIB
ILUSTRASI makanan beku.
ILUSTRASI makanan beku. /pixabay


GALAMEDIA - Diberitakan belum lama ini, otoritas bea cukai Cina menolak produk perikanan Indonesia karena kemasan luar produk seafood itu terkontaminasi virus corona.

Sebulan sebelumnya, seperti dikutip galamedia dari laman The Conversation, Pemerintah Kota Shenzhen Cina melaporkan temuan kasus positif Covid-19 pada produk sayap ayam beku yang diimpor dari Brazil. Kasus tersebut diumumkan sehari setelah temuan kasus positif pada produk udang beku yang berasal dari Ekuador di sebuah restoran di Provinsi Anhui, Cina.

Sampai kini otoritas Cina telah melaporkan sekitar 10 kasus penemuan virus SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, pada makanan dan kemasannya.

Baca Juga: Cegah Tindakan Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid: Hasil Riset, Harus Ada Peran dari Tokoh Agama

Walaupun otoritas keamanan pangan negara-negara Barat dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tidak mungkin orang tertular Covid-19 dari makanan dan kemasannya, insiden tersebut menimbulkan kekhawatiran yang tinggi tentang keamanan produk beku impor yang beredar di Cina.

Informasi akurat dan kredibel bagaikan oksigen yang menyehatkan kita.
Sampai saat ini baru Cina yang melaporkan dan peduli dengan virus SARS-CoV-2 pada bahan pangan. Kita harus mencuci tangan dengan sabun setelah memegang makanan kemasan beku karena virus ini bisa bertahan lama dalam suhu dingin.

Keamanan pangan
Dalam tulisan, Tuti Siregar, Kandidat PhD dari University of Canberra ini menyebutkan, berita dari Cina tentang temuan virus pada produk beku dan kemungkinan penularan dari pekerja di perusahaan pangan beku akhirnya menggerakkan otoritas keamanan pangan Selandia Baru untuk menguji ada tidaknya virus pada produk beku di Auckland pada Agustus lalu.

Baca Juga: Jadwal Acara TV, Rabu 18 November 2020 di Indosiar, Saatnya Nonton Live Pop Academy: Top 15 Group 1

Setelah lebih dari 3 bulan (sejak Mei) tak ada kasus baru Covid-19, negara yang termasuk terdepan dalam penanganan Covid-19 dengan jumlah kasus positif yang rendah ini tiba-tiba pada Agustus lalu dikagetkan dengan temuan kasus positif pada seorang perempuan berusia 50-an tahun. Dia tidak punya riwayat perjalanan luar negeri, juga tidak ada indikasi transimisi lokal.

Hal ini menimbulkan tanda tanya besar bagi pihak otoritas Selandia Baru: dari mana perempuan tersebut tertular. Dugaan kuat, dia tertular virus lewat suaminya yang bekerja di perusahaan pengemasan produk beku, yang dua minggu sebelumnya juga mengalami gejala Covid-19.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x