"Kedua, terkait dengan para tokoh masyarakat, terutama para habaib, kita tetap menghormati, memuliakan beliau-beliau. Namun untuk mengikuti kepada beliau kita punya pegangan syariat. Apabila tidak sesuai syariat maka tidak perlu mengikuti," paparnya.
"Sebagaimana sering disampaikan, para habaib yang seperti itu bagaikan istri kita yang sedang haid. Tetap kita cintai namun jangan digauli," tegasnya.
KH. Athoillah Sholahuddin Anwar pun menjelaskan lebih rinci soal maksud kalimatnya. Ia mengibaratkan para Habaib yang memiliki sikap tidak sesuai ajaran Rasulullah SAW, seperti Alquran yang rusak.
Baca Juga: Hadirkan Kenyamanan Bagi Pelanggan dan Mitra, Gojek Gandeng Dettol
"Atau pun ada yang mengatakan bahwa beliau-beliau ini seperti Alquran yang rusak. Tidak bisa kita manfaatkan tapi tidak boleh kita injak. Tetap harus dimuliakan, karena itu adalah mushaf Alquran," lanjutnya.
"Namun untuk mengikuti kita harus punya pegadagan ilmu syariat yang sudah kita dipelajari di Pondok Pesantren," tutupnya.***
Simak videonya di sini: