Rizieq dan FPI Dinilai Mengganggu Ketertiban Masyarakat, FPB Tolak Kedatangannya di Jabar

- 20 November 2020, 17:45 WIB
Massa dari Front Pembela Bangsa dan Aliansi Kerakyatan Anti Makar (AKAM) Jawa Barat menggelar aksi dan mengajak seluruh ormas Islam dan elemen bangsa untuk bersatu dan tidak mengadakan kegiatan yang sifatnya kerumunan massa di saat pandemi Covid-19. (Darma Legi/Galamedia)
Massa dari Front Pembela Bangsa dan Aliansi Kerakyatan Anti Makar (AKAM) Jawa Barat menggelar aksi dan mengajak seluruh ormas Islam dan elemen bangsa untuk bersatu dan tidak mengadakan kegiatan yang sifatnya kerumunan massa di saat pandemi Covid-19. (Darma Legi/Galamedia) /Darma Legi/Galamedia

Sementara pada waktu bersamaan, puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Kerakyatan Anti Makar (AKAM) Jawa Barat menolak kegiatan atau aksi yang melibatkan massa dalam jumlah besar, karena melanggar protokol kesehatan.

Terlebih di tengah pandemi Covid-19, karena dapat mengancam kesehatan dan mengganggu kondusivitas masyarakat.

Massa dari Front Pembela Bangsa dan Aliansi Kerakyatan Anti Makar (AKAM) Jawa Barat menggelar aksi dan mengajak seluruh ormas Islam dan elemen bangsa untuk bersatu dan tidak mengadakan kegiatan yang sifatnya kerumunan massa di saat pandemi Covid-19. (Darma Legi/Galamedia)
Massa dari Front Pembela Bangsa dan Aliansi Kerakyatan Anti Makar (AKAM) Jawa Barat menggelar aksi dan mengajak seluruh ormas Islam dan elemen bangsa untuk bersatu dan tidak mengadakan kegiatan yang sifatnya kerumunan massa di saat pandemi Covid-19. (Darma Legi/Galamedia) Darma Legi/Galamedia

Baca Juga: Sambangi Club House Bikers Brotherhood, Ridwan Kamil: Kami Selalu Bersaudara

Koordinator AKAM, Gagah Rusmaji mengatakan, salah satunya terkait sejumlah kegiatan yang dilakukan pendukung Rizieq Shihab, yang dinilai akan berdampak pada penyebaran Covid-19.

"Kami berharap agar ormas dapat memberi contoh untuk menjaga protokol kesehatan di pandemi Covid-19 ini. Tapi kami kecewa kepada masyarakat yang mengatasnamakan ormas Islam beberapa waktu lalu menggelar aksi dengan massa yang banyak," terang dia di sela aksi di depan Markas Polrestabes Bandung, Jln. Merdeka.

Menurutnya pemerintah selama ini telah berupaya keras dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19. Namun hal itu seakan tidak dianggap dengan adanya aksi yang melibatkan ratusan ribu orang.

Dikatakannya, aksi-aksi tersebut, tidak hanya melanggar protokol kesehatan tapi juga kondusivitas di masyarakat. Karena adanya narasi atau pernyataan yang dapat memecah belah bangsa.

Baca Juga: Komisaris BUMN Soroti Langkah Tegas Pangdam Jaya: Para Penyembah Baliho Kesurupan

"Karena masyarakat tidak membutuhkan keramaian, tapi bagaimana menjaga protokol kesehatan dan persatuan bangsa," ujarnya.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x