Berikan Informasi Palsu, BMW Didenda 18 Juta Dolar

- 25 September 2020, 10:44 WIB
Logo di mobil BMW. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)
Logo di mobil BMW. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas) /ANTARA News/Natisha Andarningtyas


GALAMEDIA - Karena dianggap memberikan informasi yang menyesatkan tentang volume penjualan ritel di Amerika Serikat, perusahaan otomotif asal Jerman, harus rela membayar denda sejumlah 18 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Dalam penyelidikan ini, Komisi Sekuritas dan Bursa AS mengatakan, sejak 2015 hingga 2019, BMW telah memanipulasi untuk meningkatkan penjualan ritel AS, yang membantu BMW menutup kesenjangan antara volume penjualan ritel aktual dan target internal.

"Secara publik mempertahankan posisi penjualan ritel terdepan dibandingkan dengan perusahaan otomotif premium lainnya," kata Komisi Sekuritas dan Bursa AS seperti dilansirkan Antara dari Reuters, Jumat, 24 September 2020.

Baca Juga: Waspada, Musim Pancaroba Bikin Infeksi Bisa Lebih Mudah Melanda Termasuk Covid-19

Ia menambahkan BMW Amerika Utara mempertahankan cadangan penjualan kendaraan ritel yang tidak dilaporkan yang mereka sebut secara internal sebagai "bank" - yang digunakan untuk memenuhi target penjualan bulanan internal tanpa memperhatikan kapan penjualan yang mendasarinya terjadi.

Penyelidikan SEC dimulai pada akhir 2019.

"Tidak ada tuduhan atau temuan dalam Order bahwa setiap entitas BMW terlibat dalam kesalahan yang disengaja," kata BMW dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: PSBB Jakarta Diperpanjang, Luhut Minta Ada Pengetatan Protokol Kesehatan di Bodebek

"Sangat mementingkan kebenaran angka penjualannya dan akan terus fokus pada pelaporan penjualan yang menyeluruh dan konsisten," tambah pernyataan itu.

SEC mengatakan, dalam hal ini BMW membayar diler untuk secara tidak akurat. Kendaraan yang ditugaskan untuk sebagai demonstran atau peminjaman, BMW akan menghitungnya sebagai kendaraan yang dijual kepada pelanggan padahal sebenarnya belum.

"BMW menyesatkan investor tentang kinerja penjualan ritel AS dan permintaan pelanggan untuk kendaraan BMW di pasar AS sambil meningkatkan modal di AS," kata Stephanie Avakian, direktur divisi penegakan SEC.

Baca Juga: Terbongkar, Bos Chelsea Diduga Ikut Danai Pengusiran Rakyat Palestina dari Yerusalem

Pada September 2019, Fiat Chrysler Automobiles NV dan unit AS-nya setuju untuk membayar setidaknya 40 juta dolar AS karena menyesatkan investor tentang angka penjualan bulanannya.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x