Refleksi Hari Pendidikan Nasional 2023

1 Mei 2023, 20:35 WIB
Rahmat Suprihat, S.Pd, Pegiat Pendidikan Kota Bandung./IST /

GALAMEDIANEWS - Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 2 Mei merupakan sebuah ruang apresiasi bagi tokoh pendidikan nasional yang sarat dengan berbagai macam pilihan ide dan gagasan dalam menghadirkan warga bangsa yang berdaulat.

Adalah Ki Hadjar Dewantara pahlawan pendidikan terus menggaungkan semangat untuk mencerdaskan kehidupan warga bangsa.

Hari Pendidikan Nasional 2023 atau Hardiknas 2023 dengan mengambil tema besar "Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar". Tema ini memiliki makna yang mendalam sebagai tuntutan dalam rangka mengemas sebuah pelayanan pendidikan yang diberikan oleh satuan pendidikan kepada masyarakat pembelajar dengan mengacu pada kondisi real para peserta didik itu sendiri.

Baca Juga: Hardiknas 2023 Bukan Sekedar Seremonial, Aa Maung: Pendidikan Lemah Negara Bakal Hancur

Selain itu tema besar ini mengajak semua pihak untuk bersama-sama bahu membahu menghadirkan sebuah pelayanan pendidikan yang berorientasi kepada kondisi kekinian. Dimana masyarakat dunia terutama entitas pendidikan dihadapkan pada sebuah percepatan kemajuan dunia termasuk di dalamnya kehadiran media teknologi yang semakin canggih.

Ruang pendidikan harus senantiasa meng-upgrade dirinya dengan kualitas dan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan kekinian.

Kurikulum Merdeka Belajar menjadi salah satu kurikulum yang memiliki benang merah dalam rangka menghadirkan peserta didik sesuai dengan talentanya masing-masing.

Kurikulum ini dengan jelas memberikan ruang-ruang bagi para pendidik untuk memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan fashion yang dimiliki oleh para peserta didik.

Sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam rangka mengemas paket-paket pendidikan termasuk pembelajaran yang berhubungan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas peserta didik.

Pada akhirnya, semua itu bermuara untuk melahirkan peserta didik yang memiliki potensi sesuai dengan bakat yang dimilikinya.

Perubahan sistem pendidikan yang digulirkan oleh pemerintah telah memberikan ruang yang tegas bagi entitas satuan pendidikan terutama para pendidik untuk memutuskan setiap program pendidikan yang sesuai dengan objek yang akan dilayani, dalam hal ini peserta didik.

Hal ini dapat dinyatakan dimulai dari penyusunan program pembelajaran, pelaksanaan, evaluasi bahkan sampai memutuskan setiap peserta didik itu layak lulus atau tidak.

Satu hal yang masih menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah adalah kehadiran berbagai kemajuan teknologi yang menyajikan berbagai fasilitas tanpa batas sampai ke genggaman tangan peserta didik dalam bentuk gawai dan menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik.

Baca Juga: SMA Terakreditasi A di Kota Bandung, 40 Persen Siswa Terbaiknya Bisa Langsung Ikut SNBP

Selain memiliki berbagai nilai positif, gawai pun tidak sedikit memiliki dampak yang kurang baik. Hal ini dikarenakan dengan keberadaan media komunikasi tersebut berbagai konten-konten tanpa batas dengan mudah terakses para peserta didik.

Hal yang lebih mengerikan adalah kehadiran konten-konten yang justru bertolak belakang dengan nilai-nilai luhur pendidik tersebut.

Pendidikan Karakter

Pada satu sisi para pendidik bersusah payah membangun luhurnya pendidikan karakter, tapi pada sisi lain dunia maya sedikit demi sedikit mengikis bahkan merusaknya.

Hal ini terjadi karena ekspansi era digital telah mengagresi ruang-ruang pribadi dan setiap orang bisa terhubung dengan siapapun dan dalam apapun. Baik itu dunia perdagangan, pendidikan, sosial, budaya, bahkan dalam ruang yang mengarah kepada degradasi moral.

Sehubungan dengan itu, maka kerja kolaborasi dan sinergitas semua pihak menjadi benteng kokoh yang dapat melindungi generasi bangsa, para pelajar dari serangan yang dapat memporakporandakan cita-cita besar bangsa dalam melahirkan generasi bangsa yang memiliki daya saing global.

Selain itu garda paling depan dalam melahirkan generasi unggul adalah kekuatan pola asuh keluarga yang baik. Setiap orang tua harus menyadari bahwa pendidikan yang hebat dan berakar kuat berasal dari komitmen orang tua dan keluarga yang baik.

Pendampingan pola asuh pendidikan keluarga terhadap anak menjadi jembatan emas yang menghubungkan anak dengan masa depannya melalui pendidikan formal.

Baca Juga: Ide Bisnis 2023: Resep Mango Dessert Box Cemilan Segar Saat Cuaca Ekstrem

Pada peringatan Hardiknas 2023 ini, sudah semestinya bagaimana ruang pendidikan menjadi katalisator lahirnya Profil Pelajaran Pancasila yang Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

- Mandiri

- Bergotong-royong

- Berkebinekaan global

- Bernalar kritis

- Kreatif

Dan hal ini disesuaikan dengan Karakteristik Kurikulum Merdeka.***

Penulis:
Rahmat Suprihat, S.Pd
- Pegiat Pendidikan Kota Bandung

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler