Tauhid Nabi Ibrahim yang Harus Kita Contoh dalam Hidup Ini, Simak Penjelasan dr. Zaidul Akbar

17 Januari 2022, 23:48 WIB
dr Zaidul Akbar. /Tangkapan layar./

GALAMEDIA – Dalam kehidupan ini kita harus mengikuti jejak orang-orang saleh, terutama para nabi dan rasul.

Kemuliaan karakter yang ada pada nabi dan rasul sungguh sangat istimewa. Ketauhidan yang dimiliki menjadikan mereka dicintai Allah SWT.

Dalam postingan yang diunggah akun Instagram @zaidulakbar pada 27 Desember 2021, dr. Zaidul Akbar menjelaskan mengenai tauhid.

Tauhid mengandung perasaan cinta kepada Allah, tunduk, merendahkan diri, patuh, dan taat kepada-Nya.

Ikhlas beribadah kepada-Nya dan hanya mencari dan menginginkan keridhaan-Nya didalam segala perkataan dan amal perbuatan, ketika mencegah dan memberi, ketika mencintai dan membenci.

Tauhid itu seperti “aplikasi” utama bahasa program dalam dunia IT, ia bisa di install dimanapun, kapanpun, dan dalam situasi apapun, yang sejatinya pemograman aplikasi tersebut sudah dimulai dan dicicil sebelum ia dipergunakan.

Allah telah mendidik Nabi Ibrahim dengan tarbiyah ilahiyah luar biasa, sehingga saat Jibril Alaihissalam menawarkan bantuan, Nabi Ibrahim berkata kepada Jibril, “Wahai Jibril aku tidak butuh bantuanmu.”

Ibrahim Alaihissalam melanjutkan dengan berkata, “Adapun kepada Allah aku butuh, karena Dia lebih mengetahui kondisi dan keadaanku, cukuplah sebagai penolongku adalah Allah dan sebaik-baik tempat untuk berlindung.”

Baca Juga: Bertemu di Hotel, Yenny Wahid Ngeledikin Ganjar Pranowo: Persiapan 17an

Apa yang diucapkan Nabi Ibrahim adalah pendidikan tauhid yang sudah ada pada diri beliau sebelum pembakaran itu terjadi.

Kebergantungan Nabi Ibrahim kepada Allah sudah terbina sebelum pembakaran itu terjadi, untuk dapat Nabi Ibrahim mengucapkan itu dan bersikap seperti itu adalah hasil pendidikan tauhid.

Maka bagi kita pelajarannya adalah isilah terus pendidikan tauhid dalam mengesakan Allah, menjadikan Allah satu-satunya tempat bergantung, dan tempat menaruh harapan.

Allah tempat meminta segala sesuatu, tempat meletakkan cinta sejati, dan tempat meletakkan semua ketakutan.

Sehingga saat diperlukan, lisan yang berucap, pola pikir yang terbentuk, dan sikap yang muncul adalah semua hasil didikan dari pendidikan tauhid yang didapat seseorang.

Baca Juga: Tahun 2023 Sudah Tak Ada Pegawai Honorer di Instansi Pemerintah, Menpan RB: 2022 Utamakan Rekrutmen PPPK

Sikap yang muncul selepas diberi ujian dan bahkan nikmat, adalah perwujudan dari tauhid yang terbentuk sekian lama.

Dan Rasulullah SAW merangkum semua pelajaran tauhid para rasul Allah sebelum beliau, dengan kesempurnaan akhlak dan sikap beliau dalam semua keadaan yang semua berakar dari tauhid beliau yang kokoh.

Dari mana memulai menguatkan tauhid?

Tentunya dengan mempelajari ilmu agama. Menggantungkan semua kepada Allah, berharap kepada Allah, dan beribadah ikhlas kepada-Nya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler