Freemason Ada di Bandung? Ini Sederet Fakta dan Bukti Sekte Asal Belanda Bagian dari Sejarah

19 Juni 2023, 10:24 WIB
Freemason mulai muncul di Bandung, Benarkah? Berikut sederet dugaan kemunculan sekte terlarang /Instagram @sejarahbandung/

GALAMEDIANEWS - Sejarah Bandung sering dikaitkan dengan nama Freemason yang kontroversi. Dikenal sebagai salah satu kota pusat gerakan Vrijmetselarij (Freemasonry) di Hindia Belanda, apa kaitan Bandung dan Freemason? Dan mengapa menjadi kontroversi pada jamannya?

Ryzki Wiryawan, penggiat sejarah dan kurator Museum Kota Bandung menulis pada bukunya“Okultisme di Bandoeng Doeloe; Menelusuri Jejak Gerakan Freemasonry di Bandung” bahwa Freemason adalah sebuah perkumpulan untuk berdiskusi secara bebas.

Munculnya Freemason di Bandung sekitar abad 18 -19, saat jalur kereta api di pulau Jawa dibuka. Peningkatan arus urbanisasi orang Eropa dari Batavia menuju Bandung semakin pesat.

Setelah adanya wacana untuk menjadikan Bandung sebagai Ibu Kota Hindia Belanda pada kisaran tahun 1910 -1920.

Baca Juga: Demon Slayer : Kimetsu no Yaiba Season 3 Episode 11 : Cek Link dan Sinopsisnya

Freemanson yang secara resmi lahir tahun 1717 di Inggris, berkembang di Eropa dan sering dianggap memberi pengaruh besar terhadap revolusi di Eropa. Karena beberapa Founding Father di Amerika, Belanda dan Inggris adalah salah satu anggota Freemason.

Termasuk perwira muda, Herman Willem Daendels yang dilantik sebagai anggota Freemason di Loji Le Profond Silence Kampen, sebuah organisasi Mason di Belanda.

Masih tercatat sebagai seorang Mason, Daendels menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Maka secara tidak langsung, Bandung turut dibangun oleh pengikut Freemason.

Keberadaan Freemason di Kota ini dapat berkembang cepat dengan para anggota yang menjabat posisi penting dan berpengaruh di Hindia Belanda. Termasuk para Bangsawan kaya raya yang tergabung dalam Preangers Planter.

Peninggalannya sebagai seorang Mason di Nusantara adalah gaya arsitektur Empire yang saat itu sedang populer di Perancis. 

Daendels mewajibkan seluruh bangunan didirikan mengikuti gaya arsitektur tersebut. Semua konsep bangunan ini diadopsi oleh tukang bangunan alias para Mason.

Baca Juga: Kemenkumham Bangkitkan Geliat Pariwisata Indonesia Pasca Pandemi di Kepulauan Riau

Tak heran jika gedung-gedung kolonial tertua di Bandung seperti Kweekschool (kini Polrestabes Bandung di Jalan Merdeka), Loji Sint Jan (kini, Masjid Al Ukhuwah di Jalan Wastukancana), dan kantor Residen Priangan (kini Gedung Pakuan) yang dibangun di pertengahan abad ke-19 menunjukkan kemiripan dengan bentuk kuil-kuil Yunani atau tempat ibadah Freemason umumnya.

Gedung lain yang terpengaruh arsitektur Freemason ialah Van Dorp, kini Gedung Landmark, di Jalan Braga. Gedung ini kerap menjadi tempat pameran buku.

Jejak Freemason lainnya bisa ditemui di Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada awal abad ke-20, Belanda membentuk komite pembangunan pendidikan teknik yang diketuai J. W. Ijzerman. 

Pembangunan sekolah teknik ini mendapat dukungan dari para pengusaha perkebunan. Salah satunya Bosscha, pemilik perkebunan Malabar.

Di lain sisi, keberadaan Freemason ini dianggap kontroversi. Beberapa pemuka agama keberatan dengan keberadaan Freemason di Bandung yang dicurigai akan merusak tatanan dan menyalahi aturan agama.

Ritual dari perkumpulan Freemason di setiap gedung pertemuan (Loji) dianggap sedang melakukan penyembahan terhadap setan. Maka Loji-Loji Freemason sering disebut sebagai Gereja setan. Dan para pengikut Freemason dianggap sesat dan pemuja setan.

Baca Juga: Liburan Telah Tiba! 7 Tempat Wisata di Ciwidey Bandung, View Bagus, Instagramable, Cocok Untuk Healing

Ryzki Wiryawan kemudian  menjelaskan dalampodcastnya pada akun YoutubeKanvas Kosong, bahwa Freemason ini bukan agama. Dan kegiatan ritual yang sering dianggap pemuja setan ini adalah ritual pelantikan anggota baru atau kenaikan jabatan.

Dianggap menyeramkan dan memuja setan, kemungkinan dari alunan lagu-lagu yang mereka nyanyikan. Dan peragaan peran para Nabi yang kadang mereka lakukan.

Karena pada dasarnya, kelompok Freemason hanyalah organisasi dari sekumpulan pemikir yang mempunyai filosofi. Sebagaimana ritual pelantikan pada umumnya, mereka juga melakukan sumpah di atas Kitab Suci agama mereka masing-masing. Dengan kata lain, Freemason hanya menerima anggota yang beragama, bukan Atheis.

Selanjutnya Ryzki menambahkan, bahwa kegiatan Freemason berfokus pada bidang sosial. Selain Taman Kanak-kanak, Frobel School (sekarang Gedung Museum Kota Bandung), Loji Sint Jan (sekarang Mesjid Al-Ukhuwah, Jalan Wastukencana Bandung) adalah perpustakaan terbesar dalam sejarah.  Tahun 1920 koleksi buku di perpustakaan Loji Sint Jan mencapai 25.833 judul.

Bahkan, buku referensi dalam pembuatan pledoi ‘Indonesia Menggungat’ yang dipakai Sukarno selama penahanan di Banceuy bersumber dari perpustakaan Freemason Sint Jan, Bandung.***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Buku Okultisme di Bandoeng Doeloe

Tags

Terkini

Terpopuler