Awas Berbahaya! Selain Virus Corona, Penyakit Ini Dapat Musnahkan Manusia Sebanyak 8 Triliun Jiwa

- 9 Juli 2021, 12:36 WIB
 Ilustrasi nyamuk malaria, studi baru ilmuwan menunjukkan krisis iklim dapat menyebabkan umat manusia beresiko terkena malaria dan demam berdarah/pixabay/41330
Ilustrasi nyamuk malaria, studi baru ilmuwan menunjukkan krisis iklim dapat menyebabkan umat manusia beresiko terkena malaria dan demam berdarah/pixabay/41330 /

GALAMEDIA - Belum lama ini hasil penelitian dari London School of Hygiene & Tropical Medicine (LSHTM) mengejutkan publik. Bukan tanpa sebab, penelitian tersebut menunjukkan bahwa kabarnya, manusia akan musnah pada tahun 2080 mendatang.

Sebagian dari Anda mungkin bertanya-tanya apa yang menyebabkan manusia dapat musnah begitu saja? Menariknya, dalam hasil penelitian tersebut menunjukan manusia musnah karena penyakit malaria dan demam berdarah.

Hasil penelitian London School of Hygiene & Tropical Medicene (LSHTM) diterbitkan dalam jurnal Lancet Planetary Health.

Baca Juga: Wasakjen Demokrat Sebut Buzzer dan Pendukung Pemerintah Tidak Ada Bedanya dalam Menangani Pandemi Covid-19

Diperkirakan pada tahun 2080 nanti akan ada lebih dari delapan triliun manusia yang tersebar di seluruh dunia yang punah, lantaran meninggal gegara malaria dan demam berdarah.

Dilansir Galamedia dari laman The Guardian, penyakit malaria dan demam berdarah jadi tidak terkendali lantaran emisi gas buang yang makin hari makin menumpuk.

Semakin banyak emisi gas buang yang dihasilkan, maka suhu di bumi akan makin panas. Secara alamiah, suhu yang panas menjadi atmosfer yang tepat untuk koloni nyamuk berkembang biak.

Baca Juga: Soroti Sikap Arogansi Polisi ke Paspampres, Politisi: Siapapun Oknumnya Harus Dihukum

Alhasil, penyakit malaria dan demam berdarah yang ditularkan dari gigitan nyamuk pun akan berhasil memusnahkan umat manusia pada tahun 2080 nanti.

Sebab waktu penularan penyakit malaria dan demam berdarah akan bertambah panjang seiring suhu yang makin meningkat. Dengan lebih dari sebulan untuk penularan malaria dan empat bulan untuk demam berdarah.

Perkiraan lamanya musim penularan malaria dan demam berdarah ini diperkirakan akan terjadi dalam waktu 50 tahun ke depan.

Baca Juga: Mama Karina Minta Maaf ke Andin, Tanyai Soal Identitas Reyna, Sinopsis Ikatan Cinta 9 Juli 2021

Menurut data Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), penyakit malaria telah membunuh lebih dari 400 ribu orang setiap tahunnya.

Selain itu, kebanyakan korban nyawa dari penyakit malaria berasal dari kelompok anak-anak. Pada tahun 2019 silam, lebih dari 90 persen dari 230 juta kasus penyakit malaria dunia ternyata berada di benua Afrika.

Menurut Rachel Lowe, salah satu profesor yang tergabung dalam penelitian LSHTM, angka penularan malaria di negara Eritrea, Sudan, dan Colombia mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.

Saat ini, artemisinin masih dianggap sebagai obat terbaik untuk menyembuhkan penyakit malaria. Sementara dalam kasus penyakit demam berdarah, belum ada obat yang ditemukan dan cukup mujarab untuk menyembuhkannya.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 9 Juli 2021: Alya Berulah Lagi Laporkan Dewa ke Penjara

Data seputar penyakit demam berdarah sulit dikumpulkan karena tidak banyak tenaga medis maupun pihak rumah sakit yang melaporkannya. Penyakit demam berdarah disebutkan bisa menghinggapi lebih dari setengah populasi umat manusia yang tersebar di seluruh dunia.

Diperkirakan ada sebanyak 100 hingga 400 juta orang yang terinfeksi penyakit demam berdarah per tahunnya. Dengan catatan kematian akibat demam berdarah sebanyak 20 ribu kasus per tahun.

Baca Juga: Politikus Ini Dorong Partai Politik Bantu Vaksinasi Masyarakat, Jangan Hanya Koar-koar dan Nyinyir!

Rachel Lowe menyebutkan kasus demam berdarah yang dilaporkan ke WHO selama dua dekade terakhir meningkat sebanyak delapan kali lipat. Dari 505.430 kasus pada tahun 2000 menjadi 5,2 juta pada tahun 2019.

Hasil penelitian LSHTM menegaskan bahwa apabila manusia tidak ingin musnah pada tahun 2080 nanti, maka satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah lebih menjaga lingkungan.

Agar efek pemanasan global bisa berkurang sehingga populasi nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dan malaria bisa dikontrol.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x