Network
GALAMEDIA - Kabar mengejutkan kini datang dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto.
Rupanya, Hasto Kristiyanto menyampaikan sebuah pernyataan yang memantik tanggapan dari berbagai kalangan, termasuk Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau Gus Umar.
Dalam pernyataannya, Sekjen PDIP tersebut meminta agar Gibran Rakabuming untuk dilibatkan dalam melatih Timnas Indonesia.
Usai Indonesia berhasil meraih juara runner-up di AFF 2020, Hasto Kristiyanto mendadak 'mempromosikan' Gibran aga terlibat dalam Timnas Indonesia.
Bukan tanpa sebab, Hasto menilai di tangan orang-orang yang memiliki kompetensi menangani Timnas Indonesia, sepak bola Tanah Air bisa makin bersinar.
Soal pernyataan Sekjen PDIP yang meminta Gibran Rakabuming untuk dilibatkan dalam melatih Timnas, kemudian ditanggapi oleh Gus Umar.
Melalui akun Twitter pribadinya @UmarHasibuann70, Tokoh NU tersebut lantas mempertanyakan kemampuan yang dimiliki Gibran Rakabuming jika terlibat dalam kepengurusan Timnas Indonesia.
Perlu diketahui, Gibran Rakabuming merupakan anak sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Apa emang kompetensinya ?" katanya dilansir Galamedia dari akun Twitter @UmarHasibuann70 pada Selasa, 4 Januari 2022.
Sebelumnya, Hasto Kristiyanto juga menyebut sosok Erick Thohir, Maruarar Sirait, dan Raffi Ahmad agar bisa duduk dengan pengurus PSSI dan Menpora Zainudin Amali untuk merancang pembinaan sepak bola Indonesia.
Hasto Kristiyanto berharap pemerintah dan pihak terkait terus mendesain Timnas Indonesia yang andal, memiliki fighting spirit, dan kemampuan profesional ditinjau dari aspek strategi, teknik, kemampuan individu, kerja sama tim, dan daya tahan yang tinggi.
Baca Juga: Lengkap! Inilah Jadwal Persib di Seri Keempat Liga 1 2021
Pembinaan sepak bola sejak dini, kata Hasto Kristiyanto, sangatlah penting sehingga nantinya bisa menghasilkan timnas yang mampu menjadi juara setidaknya di ASEAN yang menjadi salah satu mimpi rakyat Indonesia.
Untuk mewujudkan mimpi tersebut, Hasto Kristiyanto mengungkap perlu adanya strategi dari awal, mulai dari mencari bakat, rekrutmen, latihan ke negara-negara kuat, hingga pembinaan secara sistemik.***
