Presiden Soeharto Dalam Kenangan, Sang Jenderal yang Tersenyum

- 27 Januari 2022, 11:48 WIB
Mantan Presiden Soeharto dan istrinya, Siti Hartinah Soeharto
Mantan Presiden Soeharto dan istrinya, Siti Hartinah Soeharto /Tangkapan layar twitter @TututSoeharto49/

GALAMEDIA – Hari ini tanggal 27 Januari 2022 tepat 14 tahun Presiden Soeharto wafat.

Dalam cuitan akun twitter @TututSoeharto49 pada 27 Januari 2022, Tutut Soeharto memohon doa agar Almarhum ayahnya diampuni dari kesalahan, diterima amal baiknya, dan diberi tempat terbaik disisi-Nya.

Dia juga mendoakan, semoga bangsa Indonesia berada dalam curahan rahmat, lindungan, dan ridho Allah SWT.

Jenderal Besar TNI (Purn.) H.M. Soeharto adalah presiden kedua Republik Indonesia yang menjabat dari tahun 1967 sampai 1998, menggantikan Presiden Soekarno.

Baca Juga: Pangeran Andrew Menuntut Pengadilan Juri dan Menyangkal Klaim Penyerangan

Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 dan meninggal pada 27 Januari 2008.

Di dunia internasional, terutama di dunia barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan populer The Smiling General atau Sang Jenderal yang Tersenyum, karena raut mukanya yang senantiasa tersenyum.

Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa Hindia Belanda dan Kekaisaran Jepang dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal.

Setelah Gerakan 30 September 1965, Soeharto kemudian melakukan operasi penertiban dan pengamanan atas perintah dari Presiden Soekarno.

Baca Juga: Tetap Hukuman Mati! Pembelaan Herry Wirawan Pemerkosa 13 Santriwati Tak Ubah Tuntutan Jaksa

Salah satu yang dilakukannya adalah dengan menumpas Gerakan 30 September dan menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang.

Berbagai kontroversi menyebut operasi ini menewaskan sekitar 100.000 hingga 2 juta jiwa, namun jumlah ini patut dipertanyakan karena korban dari Gerakan 30 September juga banyak.

Soeharto kemudian diberi mandat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) sebagai Presiden pada 26 Maret 1968 menggantikan Soekarno, dan resmi menjadi presiden pada tahun 1968.

Ia dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

Baca Juga: Daftar 8 Negara Yang Resmi Lolos Perempat Final Piala Afrika, Simak Juga Jadwal Pertandingnya

Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun tersebut, menyusul terjadinya kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa.

Ia merupakan orang terlama yang menjabat sebagai presiden Indonesia. Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie.

Selama hampir 32 tahun pemerintahannya, Soeharto meletakkan pondasi pembangunan di Indonesia melalui Repelita.

Dalam masa kekuasaannya, yang disebut Orde Baru, Soeharto membangun negara yang stabil dan mencapai kemajuan ekonomi dan infrastruktur.

Baca Juga: Kemenkes Sebut Omicron Menyebar di 20 Kabupaten Kota di Indonesia, Di Mana Saja?

Dalam era ini masyarakat mendapati harga bahan-bahan pokok yang terjangkau dan situasi keamanan dan ketertiban yang terjaga, juga tercapainya Swasembada Beras.

Hal ini ditandai dengan medali From Rice Importer To Self Sufficiency dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pada 1984 yang diterima Presiden Soeharto.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x