Mengenal Badai Cytokine yang Hampir Membuat Deddy Corbuzier Meninggal Dunia

- 22 Agustus 2021, 21:15 WIB
Deddy Corbuzier selamat dari badai sitokin, setelah mengalami kritis dan hampir meninggal.
Deddy Corbuzier selamat dari badai sitokin, setelah mengalami kritis dan hampir meninggal. /Tangkapan layar Youtube Deddy Corbuzier

GALAMEDIA – Nama YouTuber Deddy Corbuzier tengah ramai diperbincangkan, sebab dirinya mendadak muncul setelah dua pekan menghilang dari hadapan publik.

Sempat menyebut dan memutuskan akan gantung mik, Deddy kembali muncul melalui kanal YouTube Deddy Corbuzier, yang mana merupakan saluran YouTube pribadinya.

Momen perdananya diisi dengan pernyataan sekaligus klarifikasi atas alasannya memilih vakum sementara dari dunia hiburan tanah air.

Salah satu mentalis ini mengakui bahwa dirinya terpapar Covid-19 selama 14 hari tersebut.

Mulanya Deddy terindikasi positif Covid-19 tanpa gejala. Namun menurut Deddy, dirinya hampir meninggal dunia karena diterpa Badai Cytokine (Sitokin) yang berdampak merusak 60 persen paru-parunya.

Baca Juga: Lord Adi Angkat Koper dari MasterChef Indonesia Season 8, Netizen Patah Hati

“Ketika dicek di CT Thorax sudah 60 persen (kerusakan paru-paru), dan keadaanya masuk ke dalam kondisi Badai Cytokine,” katanya, dilansir melalui kanal YouTube Deddy Corbuzier, Minggu 22 Agustus 2021.

Pria bernama lengkap Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo ini mengaku terkejut ketika dokter menyatakan dirinya terjebak dalam Badai Cytokine.

Sebab, komplikasi tersebut dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ hingga kematian.

“Saya agak kaget dibilang badai cytokine, karena setahu saya badai cytokine ini membuat orang meninggal,” jelasnya.

Lalu sebenarnya, apa itu Badai Cytokine? Badai Cytokine dilansir melalui berbagai sumber, sebenarnnya bukanlah nama penyakit.

Baca Juga: Lord Adi Pulang, Netizen Beramai-ramai Penuhi Kolom Komentar: Gak Usah Nonton MCI Lagi

Badai Cytokin merupakan sindrom yang mengacu pada sekelompok gejala medis di mana sistem kekebalan tubuh mengalami terlalu banyak peradangan.

Akibatnya, organ dapat mengalami gagal fungsi hingga memicu kematian. Terburuk dari Badai Cytokine adalah paru-paru bisa mengalami peradangan.

Menurut Penanggung jawab Logistik dan Perbekalan Farmasi RSUP Dr. Kariadi Semarang, Mahirsyah Wellyan TWH., S.Si., Apt., Msc, Cytokine normalnya hanya berfungsi sebentar dan akan berhenti saat respons kekebalan tubuh tiba di daerah infeksi.

Namun pada kondisi Badai Cytokine, Cytokine terus mengirimkan sinyal sehingga sel-sel kekebalan tubuh terus berdatangan dan bereaksi di luar kendali.

Akibatnya paru-paru pun bisa mengalami peradangan parah karena sistem kekebalan tubuh berusaha keras membunuh virus.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah