Mengenal Hari Film Nasional, Begini Sejarah dan Tema Tahun Ini

30 Maret 2023, 11:21 WIB
Cuplikan Film Darah dan Doa, Film Indonesia yang hari pertama syutingnya diperingati sebagai hari film nasional /Potongan Layar YouTube BPCB Provinsi Bali/

GALAMEDIANEWS- Setiap tanggal 30 Maret, selalu diperingati sebagai Hari Film Nasional yang merupakan bentuk apresiasi terhadap industri perfilman tanah air.

Sejarah Hari Film Nasional

Hari Film Nasional bermula dari hari pertama syuting film yang berjudul "Darah dan Doa" atau 'The Long March Of Siliwangi" yang diproduksi oleh Perusahaan Film Nasional Indonesia atau Perfini pada 30 Maret 1950.

Baca Juga: 15 SMA Negeri Terbaik di Kota Bandung Berdasarkan Nilai UTBK dari LTMPT, Cek Sekolah Impianmu

Film yang disutradarai oleh Usmar Ismail ini sebagai film Indonesia pertama yang secara produksi, teknis kreatif, dan ekonomisnya dilakukan oleh orang Indonesia asli atau pribumi. Film Darah dan Doa juga sebagai film pertama Indonesia yang disutradarai oleh sutradara Indonesia sekaligus perusahaan asli Indonesia.

Usmar Ismail diangkat sebagai Bapak Perfilman Indonesia berkat karya monumentalnya seperti film perjuangan seperti Darah dan Doa, Enam Djam di Djogja, dan Lewat Djam Malam.

Baca Juga: Menyambut Mudik Lebaran 2023 : Pemerintah Siapkan Jalur Tol Trans Jawa, Bali dan Sumatera

Selain bertema film perjuangan ia dikenal menyutradarai film musikal seperti Tiga Dara dan Asrama Dara. Usmar Ismail diangkat sebagai pahlawan nasional pada 2021.

Hari Film Nasional mulai diajukan oleh Dewan Film Nasional melalui konferensi kerjanya pada 11 Oktober 1962. Melalui konferensi kerja tersebut, Dewan Film Nasional mengajukan tanggal 30 Maret sebagai Hari Film Nasional. Namun usulan tersebut memicu pro dan kontra.

Terlebih lagi dari golongan kiri yang kontra usulan tersebut, karena menganggap Usmar Ismail tidak nasionalis atau kontra revolusioner.

Wacana penetapan Hari Film Nasional tersebut tertunda dikarenakan situasi politik yang tidak stabil ditambah lagi dengan meletusnya Pemberontakan G/30/S/PKI.

Penetapan Hari Film Nasional mulai terwujud saat era reformasi . Pada 1999, Presiden B.J Habibie menetapkan 30 Maret sebagai Hari Film Nasional berdasarkan Kepres No 25 Tahun 1999. Bertepatan dengan perayaan perdana Hari Film Nasional di Istana Negara pada 30 Maret 1999.

Berikut kutipan pernyataan B.J Habibie mengenai Hari Film Nasional dalam pidatonya:

"Lebih dari sekadar selebrasi orang film, Hari Film Nasional adalah pernyataan akan identitas dan cita-cita kebangsaan. Mewacanakan Hari Film Nasional sama dengan mewacanakan konsep film nasional, dan pada akhirnya tentang apa itu Indonesia. Tak heran sejarah pewacanaan tentang Hari Film, juga penetapannya, tidak pernah lepas dari penegasan akan kemerdekaan bangsa Indonesia melalui medium film, baik sebagai aspirasi politik maupun ekspresi artistik."

Baca Juga: Info Terbaru Piala Dunia U20, Indonesia Tak Jadi Tuan Rumah, Stefano Lilipaly: Siap Siap Jual Bakso

B.J Habibie sangat menyanjung sosok sineas Usmar Ismail, dengan karya-karyanya yang “mencerminkan kepribadian bangsa dan tidak digantungkan pada komersialitas" hal yang berbeda dengan perfilman era penjajahan Belanda maupun Jepang. 

Tema Hari Film Nasional

Pada Hari Film Nasional tahun ini, Badan Perfilman Indonesia (BPi) mengusung tema Bercermin Pada Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan. 

Badan Perfilman Indonesia pada 6-11 Maret 2023, memulai rangkaian Hari Film Nasional dengan berbagai acara seperti workshop, bedah buku, seminar, pameran, dan konferensi yang berkaitan dengan perfilman nasional.

Dengan momentum Hari Film Nasional, diharapkan sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sineas anak bangsa dan memajukan industri perfilman tanah air.***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: bpi.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler