Beruntunglah Orang yang Menjadikan Akalnya sebagai Pemimpin dan Hawa Nafsunya Jadi Tahanan

- 30 Januari 2021, 08:10 WIB
Ilustrasi berdoa
Ilustrasi berdoa /Jcomp/freepik/


GALAMEDIA - Allah berfirman, bahwa Dia telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk. Selain itu, perbedaan manusia dengan makhluk lain ciptaan Allah adalah karena dapat berfikir, yakni mempunyai akal.

Dari kesempurnaan bentuk fisik maka manusia merupakan makhluk terindah yang pernah ada di muka bumi ini. Keindahan tersebut makin sempurna ketika Allah menganugerahi manusia seperangkat "alat pendeteksi kebenaran" yang dapat digunakan dalam kehidupannya yaitu akal.

Baca Juga: Asmaul Husna: Al Ghani, Al Mughni, dan Al Maani, Ya Allah Jadikan Kami Orang yang Diberi Kecukupan Rezeki

Diterangkan dalam Kitab Nasoihul Ibad karya Syeikh Nawawi Al Bantani (1813-1897), sesungguhnya kesempurnaan akal adalah mengikuti apa yang diridhai Allah dan meninggalkan apa yang dimurkai Allah. Artinya apa saja yang tidak seperti konsep yang disebutkan tadi adalah kegilaan/tak berakal.

Selain itu disebutkan, beruntunglah orang yang menjadikan akalnya sebagai pemimpin, dengan mengikuti petunjuk akalnya yang sempurna, sedangkan hawa nafsunya menjadi tahanan.

Baca Juga: Surat Al Ashr, Berikut Asbabun Nuzul, Arab, Latin, dan Terjemahnya, Yuk Tingkatkan Tadarus Alqurannya

Dan celakalah bagi orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai penguasanya, dengan melepaskannya dalam menuruti apa yang di inginkannya, sedangkan akalnya menjadi hambanya yaitu akal tersebut terhalang untuk memikirkan nimat Allah dan keagungan Allah SWT. Wallahualam.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x