Dunia Ibarat Air, Sangat Bermanfaat Namun Berbahaya Bila Lewat Batas, Penjelasan Ustadz Felix Siauw

- 24 Januari 2022, 13:47 WIB
Ustadz Felix Siauw.
Ustadz Felix Siauw. /Instagram @felixsiauw

GALAMEDIA – Orang yang beriman senantiasa akan selalu beribadah dengan penuh ikhlas, agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Berkaitan dengan kehidupan dunia, Allah SWT memberikan perumpamaan dalam Q.S. Al-Kahfi:45, “Dan buatkanlah untuk mereka (manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit.”

Potongan ayat ini tentang kehidupan dunia yang seperti air.

Air itu menurut para ulama mempunyai kecenderungan mengalir dari atas ke bawah, sehingga orang-orang yang lebih banyak naik ke derajat tinggi dalam pencariannya pada Allah, tidak terlalu banyak lagi bergantung pada dunia.

Baca Juga: Raffi Ahmad Masih Buka Lowongan 'CPNS' untuk Kerja di 'BUMN', Siapa Mau Daftar?

Dalam postingan akun Instagram @felixsiauw pada 16 Agustus 2021, Ustadz Felix Siauw menjelaskan mengenai dunia ibarat air.

Air itu pula tidak setia, ia berubah menurut wadahnya. Air itu pula tidak bisa dipegang tangan, sebab ia pasti akan lepas juga.

Pelajaran yang paling penting dari perumpamaan ini adalah, bahwa air itu bermanfaat sampai batas takaran cukup, tapi ia akan sangat berbahaya bila sudah melampaui batas.

Begitulah kita semua ibarat menumpang kapal dalam perjalanan menuju akhirat. Sementara air itu tetap di bawah kapal, maka ia aman.

Baca Juga: Rafathar Malik Ahmad Berenang, Lagi-lagi Bikin Klepek-klepek Warganet: Rafathar Gantengnya Gak Ada Obat!

Akan tetapi apabila air itu sudah masuk ke kapal, maka itu mulai mengkhawatirkan. Sebab manusia bukan makhluk yang dirancang untuk bisa hidup di air.

Bukankah itulah dunia bagi kita?

Sayangnya diantara kebanyakan manusia masih tertipu dengan dunia. Kita anggap air itu masih cukup kita takar, sementara kita sudah tenggelam tanpa pernah kita sadari.

Menjadi Muslim tidak berarti harus anti dunia, hanya jangan pula dikendalikan dunia, yang ideal adalah kita yang jadi majikannya.

Baca Juga: Tak Terima Warga Borneo Dilecehkan, Ian Kasela: Ingat Kalimantan Punya Andil Besar Terhadap Negara

Maka itulah cara pandang kita terhadap dunia, kita tuannya dan dia budaknya. Sebab kalau kita tidak memperbudak dunia, sudah pasti kita diperbudak dunia.

Dunia boleh dinikmati, tapi ingat kita akan mati. Dan ketika mati, hanya amal shalih yang berarti.

Maka manfaatkan dunia untuk akhirat, suruh dia bekerja habis-habisan di jalan dakwah.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah