GALAMEDIANEWS - Sebuah penelitian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University yang dipimpin oleh Profesor Dewi Sukma mengungkapkan bahwa pengembangan bisnis tanaman anggrek di Indonesia memiliki potensi besar jika didukung oleh konsentrasi dalam bidang bioteknologi.
Dalam praorasi ilmiah yang disampaikan secara daring pada Kamis, Profesor Dewi Sukma menyatakan bahwa bioteknologi menjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam mendukung pemuliaan anggrek.
Baca Juga: Pemasaran Kewirausahaan: Kunci Sukses Program UMKM Naik Kelas Menurut Peneliti IPB University
Proses perbanyakan anggrek dari penyemaian benih hingga pembesaran bibit memerlukan pemanfaatan laboratorium kultur jaringan in vitro. Hal ini terjadi karena anggrek memiliki embrio yang tidak memiliki endosperm.
"Perkecambahan biji anggrek di alam membutuhkan bantuan mikroba simbiotik. Namun, melalui media kultur jaringan in vitro di laboratorium, peran mikroba simbiotik dapat digantikan bahkan dapat meningkatkan tingkat keberhasilan perkecambahan," jelasnya.
Profesor Dewi juga menyampaikan bahwa optimasi media perkecambahan benih di laboratorium untuk Phalaenopsis telah berhasil dilakukan.
Famili tanaman Orchidaceae atau anggrek merupakan salah satu famili tanaman hias terbesar di dunia yang memiliki karakter yang sangat bervariasi dan bernilai ekonomi tinggi.