Network
GALAMEDIA - ‘Bulan sial’ arab jahiliyah dulu menyebut bulan safar, bulan kedua tahun hijriyah setelah bulan Muharram. Karena pada masa itu mereka percaya bahwa bulan Safar sama sekali tidak memiliki keberuntungan. Sehingga mereka melarang melakukan berbagai kegiatan seperti berpergian, mengadakan pesta pernikahan karena akan mendatangkan musibah. Hingga datanglah risalah islam membatalkan tuduhan dan anggapan itu.
Rasulullah Saw bersabda; “Tidak ada penyakit menular, tidak ada thiyarah (merasa sial dengan sebab adanya burung tertentu atau hewan – hewan tertentu), tidak ada Hammah (merasa sial dengan adanya burung gagak), dan tidak ada pula merasa sial pada bulan safar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak ada waktu yang baik maupun sial. Seluruh waktu adalah ciptaan Allah dan di dalamnya dijadikan sarana untuk manusia beraktivitas. Amalan manusialah yang menyebabkan waktu menjadi baik atau buruk. Waktu ibarat dengan botol kosong yang nilainya tergantung pada isi yang ada di dalamnya. Seandainya waktu diisi dengan kebaikan, waktu itu akan bernilai kebaikan, begitupun sebaliknya jika waktu diisi dengan keburukan maka waktu akan bernilai keburukan.
Maka agar menjadi bulan yang penuh kebaikan, mari kita isi dengan memperbanyak amalan di bulan Safar. Dalam buku ‘Kalender Ibadah Sepanjang Tahun’ yang ditulis oleh Ust. Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid. Ada beberapa amalan yang bisa kita lakukan di awal bulan safar;
1. Berdoa di awal bulan Safar
Bismillahir rahmananir rahiim. Washallallahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin. A’uudzu billaahi min syarri haadzaz zamaani wa ahlihii wa a’uudzu bijalaalika wajalaali wajhika wakamaali jalaali qudsika an tujiiranii wawaalidayya wa aulaadii wa ahlii wa ahibba-ii. Wama tuhiitu syafaqqahu qalbii min syarri haadzihis sanati waqini syarra maa qadhaita fiihaa washrif ‘annii syarra syahri shafara yakiriiman nazhari wakhitimlii fii haadzash syahri waddahri bissalaamati wal ‘aafiyati wassa’aadati lii wa liwaalidayya wa aulaadii wa li-ahlii wamaa tuhuthuhu shafaqqahu qalbi wa jamii’il muslimin. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wasallam.
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Semoga Allah melimpahkan sholawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, serta keluarga dan sahabatnya. Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan waktu ini dan penduduknya, dan aku berlindung kepada keagungan-Mu, keagungan Dzat-Mu, dan kesempurnaan kesucian-Mu, agar menjauhkan diriku, kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, orang-orang yang aku cintai, dan siapa saja yang dikasihi hatiku, dari keburukan tahun ini, dan selamatkan aku dari kejahatan yang telah Engkau tetapkan dalam tahun ini. Dan, jauhkanlah aku dari keburukan bulan safar, Wahai Allah Yang Mulia pandangan Rahmat-Nya. Dan, tutuplah bulan dan saat ini dengan keselamatan dan kebahagiaan kepadaku, kedua orang tuaku, anak-anakku, siapa saja dikasihi hatiku, dan seluruh umat islam. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan keselamatan kepada junjungan kamu, Nabi Muhammad, serta keluarga dan para sahabatnya.”
2. Mandi tolak bala
Mandi tolak bala merupakan bentuk untuk membersihkan diri dari jasad lahiriyah dilanjut dengan membersihkan bantuniyyah. Berikut niat mandi tolak bala
Nawaitu ghusla lidaf’il balaa-I lillaahi ta’aalaa.
“Saya berniat mandi untuk menolak bala semata-mata karena Allah Ta’ala.”
3. Melakukan ibadah rutin baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah,
seperti shalat rawatib, Shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, shadaqah dan sebagainya.
4. Melakukan amalan sepanjang hari
Amalan ini dibaca setiap hari di khususkan di bulan Safar, namun boleh di amalkan di bulan-bulan hijriyah lainnya. Berikut amalannya;
a) Membaca syahadat 3 kali
b) Membaca istigfar 300 kali
c) Membaca surat al-fiil 7 kali
d) Membaca ayat kursi 7 kali
5) Berpuasa
Berpuasa sunnah seperti Senin - Kamis, puasa yaumul baidh yang dilakukan setiap bulan hijriyyah yaitu tanggal 13, 14 dan 15.
