“Tujuh tahun kemudian, dikirimkan lagi seorang intelijen. Melihat ada pemuda menangis. Ditanya kenapa menangis. Jawaban pemuda itu karena diputuskan oleh pacar,” katanya.
“Dari sini, musuh yakin bisa menyerang Andalusia secara militer. Ini baru pakai angkat senjata. Dari situ, kejayaan Islam di Andalusia mulai hancur pelan-pelan,” lanjutnya.
Kejadian tersebut menjadi hikmah bahwa musuh tak pernah menyerah untuk menghancurkan kejayaan Islam. Mereka akan menggunakan cara apapun.
Bila tak mungkin menggunakan militer, maka menggunakan cara selain militer. “Mereka ini tidak senang kalau ada kejayaan Islam. Berupaya bagaimana caranya supaya hancur,” tuturnya.
Kejadian tersebut pun menjadi renungan untuk umat Islam, khususnya pemuda-pemuda Islam. “Ini harusnya jadi renungan kita semua seberapa kuatkah kita sekarang? Apakah kita terus dijajah dan ditindas oleh musuh lewat budaya-budayanya?” katanya.
Ustaz Luthfi pun menyebut bahwa Bulan Ramadhan pun menjadi momen yang tepat untuk membersihkan diri dari pengaruh-pengaruh budaya barat yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Termasuk memperkuat keteguhan hati.
“Di Bulan Ramadhan sebentar lagi, jadi momen bagus untuk membersihkan dari pengaruh-pengaruh barat yang memang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam. Mari kita kembali ke fitrahnya manusia, Islam.” tuturnya.
Demikian, bagaimana sebaiknya berbagai meme putus cinta ditanggapi oleh pemuda-pemuda Islam.***