Baca Juga: China Bakal Prioritaskan Vaksin Covid-19 untuk Masyarakat ASEAN
1952
Peristiwa 17 Oktober di Jakarta merupakan meletusnya aksi demonstrasi di Ibu Kota tepat pada 17 Oktober 1952. Awalnya, pendemo mendatangi gedung parlemen untuk menyampaikan aspirasinya, namun kemudian mereka menuju Istana Presiden.
Adapun, tuntutan para pendemo yakni pembubaran parlemen dan mengganti dengan parlemen baru serta tuntutan segera dilaksanakan pemilihan umum.
Penyebab utama dari peristiwa ini adalah terlalu jauhnya campur tangan kaum politisi terhadap masalah intern Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI).
Demonstrasi ini disebut-sebut direncanakan Markas Besar Angkatan Darat atas inisiatif Letnan Kolonel Sutoko dan Letnan Kolonel S Parman.
Baca Juga: Jadwal Acara TV, Sabtu 17 Oktober 2020 di Trans 7, Ada Atta dan Aurel Teman Tapi Cinta
Pelaksanaannya, diorganisasi oleh Kolonel dr Mustopo selaku Kepala Kedokteran Gigi Angkatan Darat dan Perwira Penghubung Presiden, serta Letnan Kolonel Kemal Idris selaku Komandan Garnisun Jakarta.
Seksi Intel Divisi Siliwangi mengerahkan demonstran dari luar Ibu kota dengan menggunakan kendaraan truk militer. Pada waktu itu, Pasukan Tank muncul di Lapangan Merdeka, dan beberapa pucuk meriam diarahkan ke Istana Presiden.
Peristiwa 17 Oktober 1952 ini diupayakan diselesaikan melalui pertemuan Rapat Collegial (Raco) tanggal 25 Februari 1955 yang melahirkan kesepakatan Piagam Keutuhan Angkatan Darat yang ditandatangani oleh 29 perwira senior Angkatan Darat.
Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Akhir Pekan, EVERTON Vs LIVERPOOL Saatnya The Toffees Lanjutkan Tren Sempurna