Pangkostrad Dudung Abdurachman Minta Gatot Nurmantyo 'Tabayyun' Usai Tuding PKI Susupi Internal TNI

28 September 2021, 07:21 WIB
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman /Pikiran Rakyat /Amir Faiso/ /

GALAMEDIA - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membuat geger publik usai menuding TNI telah disusupi oleh PKI.

Tudingan bahwa ada PKI di institusi TNI tersebut, dilontarkan Gatot Nurmantyo menyusul hilangnya tiga patung diorama Jenderal TNI termasuk patung Soeharto dari Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.

Menanggapi beredarnya tudingan yang dilontarkan Gatot Nurmantyo itu, Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman akhirnya buka suara.

Baca Juga: Klaim Sekarang! 15+ Kode Redeem FF 28 September 2021, Dapatkan Berbagai Hadiah Spesial Khusus Hari Ini

Kepada wartawan Letjen Dudung Abdurachman mengatakan bahwa tudingan Gatot Nurmantyo yang menyebut TNI telah disusupi PKI itu tidak benar.

Menurutnya tudingan yang mengindikasikan TNI Angkatan Darat telah disusupi PKI itu tidak mendasar hanya karena patung diorama sudah tidak ada di Kostrad.

Letjen Dudung Abdurachman juga menyebut apa yang dilontarkan Gatot Nurmantyo itu merupakan tudingan yang sangat keji terhadap TNI Angkatan Darat.

"Tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," ujarnya kepada wartawan, Senin, 27 September 2021.

Baca Juga: Mengetahui Makna Asmaul Husna: Al Mubdi, Al Mu’id, dan Al Muhyi, Yuk Dzikir Pagi dengan Asmaul Husna

Lebih lanjut, Letjen Dudung Abdurachman mempertanyakan sikap Gatot Nurmantyo yang tidak melakukan klarifikasi terlebih dahulu terhadap institusi TNI. Padahal menurutnya, Gatot Nurmantyo bisa saja melakukan klarifikasi terlebih dahulu kepada institusi, karena bagaimanapun juga ia berasal dari prajurit TNI.

Letjen Dudung Abdurachman juga menyayangkan sikap Gatot Nurmantyo yang memilih langsung mengungkap pernyataan itu ke publik.

Oleh karena itu, Letjen Dudung Abdurachman menyarankan Gatot Nurmantyo untuk 'tabayyun' supaya tidak lagi menimbulkan prasangka buruk yang menjadi fitnah. "Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang menjadi fitnah," terangnya.

Baca Juga: Ini Arti Asmaul Husna: Berikut Bacaan Arab, Latin, dan Makna 10 Asmaul Husna

Selain itu, Letjen Dudung Abdurachman mengatakan bahwa ia diminta oleh Pangkostrad terdahulu yakni Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution untuk menghilangkan patung-patung penumpas PKI dari Kostrad.

Menurutnya, ia tidak bisa menolak permintaan Pangkostrad terdahulu tersebut, sebab Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution merasa berdosa telah membuat patung-patung itu.

Kendati demikian, Letjen Dudung Abdurachman menegaskan bahwa dirinya dan Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution mempunyai komitmen yang sama terkait G30SPKI.

Baca Juga: Gempa Dahsyat M 7,4 Disertai Tsunami Hancurkan Palu dan Donggala, Ribuan Nyawa Melayang pada 28 September 2018

Letjen Dudung Abdurachman mengatakan bahwa ia bersama Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya 7 Jenderal senior TNI AD tersebut.

"Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," tuturnya.

Seperti diketahui, imbas dihilangkannya patung-patung diorama dari Kostrad, TNI AD dituding Gatot Nurmantyo telah disusupi PKI. Gatot Nurmantyo menyampaikan tudingan tersebut saat ia menjadi pembicara pada webinar yang berjudul TNI vs PKI, Minggu 26 September 2021.

Baca Juga: Vaksin Nusantara Terus Dicibir Epidemiolog UI Tapi Elu-elukan Vaksin Impor, Produsen Vaksin Dunia Sumringah

Ia meyakini dengan hilangnya patung-patung diorama itu ada indikasi upaya menghilangkan sejarah bagaimana para pemimpin saat itu melawan pemberontak PKI.

"Ini tunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus akui, dalam menghadapi pemberontakan G30SPKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, Kopassus yang dulu resimen para komando dan Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO jelas akan dihapuskan dan tiga patung itu sekarang tidak ada, sudah bersih," kata Gatot.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler