Oneject Indonesia Ekspor Alat Suntik Kebutuhan UNICEF dan Ukraina

- 26 Agustus 2021, 20:16 WIB
(Dari kiri ke kanan) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Direktur Utama PT Oneject Indonesia Jahja Tear Tjahjana, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Direktur Utama PT Itama Ranoraya, tbk.
(Dari kiri ke kanan) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Direktur Utama PT Oneject Indonesia Jahja Tear Tjahjana, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Direktur Utama PT Itama Ranoraya, tbk. /

“Produsen alat suntik global saat ini menghadapi tantangan untuk dapat memenuhi kenaikan permintaan yang lebih cepat dari peningkatan produksi," katanya.

"Hal tersebut mendorong Oneject menyelesaikan pembangunan pabrik barunya yang berkapasitas terpasang 900 juta, sehingga total kapasitas keseluruhan yang dimiliki mencapai 1,2 miliar jarum suntik ADS dan safety needle per tahun,” sambung Jahja.

Dengan kapasitas tersebut, perusahaan memastikan kebutuhan alat suntik untuk vaksinasi Covid-19 di Indonesia dan untuk kebutuhan lainnya dapat terpenuhi.

Bahkan porsi ekspor akan meningkat sampai 50% dari produksi, sehingga kontribusi ekspor dari alat kesehatan akan mengalami peningkatan.

Semakin meningkatnya porsi penjualan ekspor yang disertai dengan meluasnya penyebaran basis demografi pembeli, menjadi dasar pertimbangan, guna melakukan kembali peningkatan kapasitas produksi di tahun depan.

Terkait dengan sumber pendanaan, manajemen akan memprioritaskan opsi ekuitas, agar bisa menjaga struktur modal yang optimal.

Baca Juga: Orangtua Setuju PTM dengan Disiplin Protokol Kesehatan

"Tahun depan kami berencana untuk menambah kapasitas secara bertahap menjadi 2 miliar alat suntik per tahun. Bangunan pabrik baru saat ini sudah mengakomodasi rencana penambahan kapasitas produksi tersebut, termasuk untuk produksi alat kesehatan lainnya, sehingga kami tinggal menambahkan jumlah line mesin saja,” jelas Jahja.

Selain itu, PT Oneject Indonesia bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), juga tengah mempersiapkan produksi kantung darah, untuk memenuhi kebutuhan kantung darah di Unit Transfusi Darah (UTD) milik PMI, yang selama ini masih berasal dari import.

Diharapkan, dengan adanya produksi lokal kantung darah ini, maka PMI dan rumah sakit /Unit Transfusi Darah-nya, bisa menggunakan kantung darah produksi lokal atau tidak tergantung dari produk impor lagi, sesuai dengan rencana dan kebijakan pemerintah, meningkatkan sebanyak mungkin produksi dalam negeri, terutama pada produk-produk alat kesehatan (Alkes). (Rustandi).***

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah