Ribuan Mantan Karyawan PT Matahari Sentosa Jaya Datangi Perusahaan

- 22 Juni 2020, 14:57 WIB
Ribuan mantan karyawan PT Matahari Sentosa Jaya yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) datangi perusahaan  untuk mendapatkan haknya berupa pesangon
Ribuan mantan karyawan PT Matahari Sentosa Jaya yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) datangi perusahaan untuk mendapatkan haknya berupa pesangon /Laksmi Srisudnari/


GALAMEDIA - Ribuan mantan karyawan PT Matahari Sentosa Jaya yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dua tahun lalu, hingga kini belum mendapatkan haknya berupa pesangon. Padahal, sudah ada putusan dari Pengadilan Negeri Hubungan Industrial (PNHI) Bandung, jika perusahaan wajib membayarkan pesangon terhadap pekerjanya.

Pihak perusahaan diberikan waktu selama 14 hari, yakni sejak 10 Juni hingga 24 Juni 2020 setelah adanya keputusan pengadilan untuk membayarkan pesangon terhadap 1.510 karyawannya.

Ribuan karyawan ini, kemudian mendatangi perusahaan yang berlokasi di Jalan Joyodikromo, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, untuk mengingatkan perusahaan agar membayarkan hak karyawannya hingga batas waktu yang ditetapkan pengadilan.

Baca Juga: Kelurahan Derwati Kota Bandung Gelar Pemilihan Ketua RW 13

"Kami minta perusahaan secara sukarela melaksanakan isi putusan pengadilan industrial yang mana perusahaan PT Matahari Sentosa punya kewajiban membayar pesangon terhadap 1.510 karyawan sebesar Rp 79 miliar kurang lebih," ungkap Kuasa Hukum Buruh PT Matahari Sentosa Jaya, Pepet Saepul Karim ditemui disela aksi, Senin 22 Juni 2020.

PHK massal buruh PT Matahari Sentosa Jaya terjadi tahun 2018. Saat itu, tepatnya 21 November perusahaan menghentikan seluruh kegiatan produksinya. Namun hak seluruh karyawannya, seperti pesangon dan gaji belum dibayarkan.

"Kemudian karyawan melakukakan aksi mogok karena saat itu perushaan tidak membayarkan upah, atau mencicil upah , dan tidak membayarkan BPJS. Kita minta perusahaan supaya hak karyawan dibayar. Tiba-tiba secara sepihak perusahaan menutup PT Matahari Sentosa tanpa membayar hak daripada karayawannya. Alasannya ngga punya uang," beber Pepet.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap 3 Kunci Sukses Pembangunan Indonesia di Lemhanas

Kemudian buruh yang diwakili PUK SPTSK SPSI PT Matahari Sentosa Jaya bersama kuasa hukum melayangkan gugatan melalui pengadilan berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan.

Berdasarkan perhitungan, besaran hak yang harus dibayarkan PT Matahari Sentosa Jaya kepada 1.510 pekerjanya mencapai Rp 79 miliar, dimana rata-rata setiap orang berhak menerima sekitar Rp 52 juta.

Pepet menegaskan, jika isi putusan pengadilan tetap tidak dijalankan oleh pihak perusahaan hingga tanggal 24 Juni mendatang, maka pihaknya akan mengajukan sita eksekusi aset. Seperti bangunan, tanah hingga barang-barang milik perusahaan.

Namun yang menjadi permasalahan, kata Pepet, menurut informasi yang ia terima bahwa seluruh aset, kecuali mesin, sudah diagunkan pihak perusahaan kepada perbankan. Meski begitu, pihaknya akan tetap mengajukan sita aset agar hak karyawan tetap bisa didapatkan.

Baca Juga:   Bupati Masih Hati-hati Menerima Wisatawan Rombongan ke Pangandaran

"Seluruh aset sudah diagunkan ke bank, kecuali 540 mesin. Kita akan melakukan sita persamaan dengan bank," ucapnya.

Selama 2 tahun tidak ada kejelasan nasib, kata Pepet, karyawan tersebut ada yang tidak memiliki pekerjaan, dan sebagian kecil sudah memiliki pekerjaan kembali.

"Kebetulan kebanyakan karyawannya adalah perempuan. Sebagian ada yang kerjan, kebanyakan yang tidak kerja. Apalagi di tengah pandemi ini ya akan terasa dampak ke semua orang, dan angka pengangguran bertambah," tuturnya.

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah