Di Hadapan Dokter, Wali Kota Risma Dua Kali Bersujud Seraya Menangis Minta Maaf

- 29 Juni 2020, 16:47 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersujud dua kali di hadapan dokter. (Instagram)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersujud dua kali di hadapan dokter. (Instagram) /


GALAMEDIA - Mendengar keluhan-keluhan dari dokter rumah sakit rujukan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersujud hingga dua kali di hadapan para dokter dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Balai Kota Surabaya, Senin (29/6/2020). Mata Risma pun tampak memerah hingga akhirnya menangis.

salah satu keluhan dari Ketua Pinere RSUD dr Soetomo, dr Sudarsono. Mulanya, Sudarsono mengeluhkan kondisi RSUD dr Soetomo yang kini telah overload merawat pasien corona (Covid-19).

Sudarsono mengatakan, banyak pasien yang akhirnya tidak tertangani. Mendengar hal itu Risma pun akhirnya bersujud.

"Mohon maaf Pak Sudarsono, saya memang goblok, enggak pantas saya jadi Wali Kota Surabaya," ujar Risma, sembari bersujud.

Baca Juga: Gubernur Nyatakan Satu Daerah di Jabar Ini Bebas Virus Corona

Sebelum bersujud, Risma mengeluhkan tentang kesulitannya berkomunikasi langsung dengan manajemen dan dokter di rumah sakit milik Pemprov Jatim itu. "Kami tidak terima. Karena kami enggak bisa masuk ke sana (RSUD dr Soetomo)," ujarnya.

Bahkan, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu mengatakan bantuan alat pelindung diri (APD) yang dikirimkan pihaknya untuk RSUD dr Soetomo, juga ditolak. "Saya itu ngasih APD ke RSUD dr Soetomo, juga ditolak. Ada buktinya penolakan," ujarnya.

Risma mengaku Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya telah bekerja keras menangani pasien Covid-19 di Kota Pahlawan. Meski pasien tersebut bukan asli warga Surabaya.

"Kami juga bekerja berat, apa dikira saya rela warga saya mati, malam kami masih ngurus warga saya sampai jam 03.00 pagi meski bukan warga Surabaya, kami masih urus," katanya.

Baca Juga: Ancaman Jokowi Reshuffle Kabinet Bukan Hal Baru, Masalah Ini Bakal Kembali Sunyi

Sementara itu, dr Sudarsono mengeluhkan kondisi RSUD dr Soetomo yang saat ini overload. Hal itu menurutnya karena kondisi masyarakat di Surabaya yang tak sadar akan protokol kesehatan.

"Usaha Bu Risma sudah sangat bagus, cuma saya melihat, kalau malam di jalan-jalan kecil itu masih ada warung kopi anak muda," ujarnya.

Hal itulah yang kemudian membuat pasien corona terus membludak. Ia menyebut pasien yang masuk dengan pasien yang keluar atau sembuh, jumlahnya tak sebanding.

Ia pun bercerita bagaimana dirinya pernah menangis di ruang IGD, saat mendapati salah satu pasien yang kondisinya berat, harus dirawat, namun terkendala ruang perawatan yang sudah penuh.

"Saya melihat proporsi keluar yang masuk itu tidak sebanding. Saya pernah nangis, ada pasien yang minta tolong dicarikan tempat, tapi ndak ada, saya musti gimana," ujarnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x