Terkena Dampak Covid-19, Pemain Grup Band Ini Malah Sukses Buat Jamu

- 15 Juli 2020, 07:55 WIB
Haries Saprila (36). (Antara)
Haries Saprila (36). (Antara) /

GALAMEDIA - Pandemi Covid-19, berdampak pada semua sektor. Akibatnya banyak dari masyarakat yang harus kehilangan mata pencaharian yang selama ini digelutinya.

Seperti yang dialami seorang seniman musik warga Magelang Haries Saprila (36). Ia terpaksa beralih menggeluti produk jamu karena pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak pertengahan Maret 2020 membuat bidang kesenian sepi kegiatan.

Haries yang merupakan pemain musik sebuah grup band di Yogyakarta saat ditemui di rumahnya di Dusun Bayanan, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Rabu, 15 Juli 2020, mengatakan, dirinya kini menekuni jamu demi menghidupi keluarga akibat terdampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Hana Hanifah Ada Kemungkinan Jadi Tersangka di Kasus Prostitusi Online

Pada awalnya memang dirinya suka minum jamu dan mendapat ilmu membuat jamu dari tetangganya. Ia pun mencoba membuat jamu untuk diminum sendiri.

Di masa pandemi ini, katanya, otomatis dunia hiburan termasuk musik libur total, padahal harus ada pemasukan untuk menafkahi keluarga.

"Saya harus berinovasi, memutar otak bagaimana saya harus mendapatkan pemasukan dan saya berpikir mengapa jamu yang saya bikin ini tidak saya pasarkan saja, apalagi jamu ini bisa bermanfaat untuk orang lain yakni untuk meningkatkan imunitas," kata bapak dua anak ini seperti dilansirkan Antara.

Baca Juga: Tersandung Prostitusi Online, Hana Hanifah Tutup Kolom Komentar di Instagram

Haries mengaku mulai memproduksi jamu pada pertengahan April 2020, saat terasa sekali tidak ada pemasukan dari musik, karena tempat dia mencari nafkah di band Eskla Music di Yogyakarta sepi tanggapan.

Saat ini ada dua produk jamu yang telah dipasarkan, yakni kunyit asam dan rempah keraton. Namun yang kini laris adalah jamu kunyit asam, rata-rata per hari dapat menjual 25-35 botol.

Produk dengan label "Jamu Migunani" ini, ada dua jenis ukuran botol kunyit asam, yakni botol besar 50 mililiter dengan harga Rp12.500 dan botol kecil 250 mililiter harga Rp7.500.

Baca Juga: Chelsea vs Norwich City: Gol Giroud Amankan The Blues di Peringkat Ketiga

Keistimewaan jamu yang diproduksinya terletak pada bahan baku dan rasanya. Jamu kunyit asam yang diproduksinya menggunakan kunyit empu, gula aren asli, asam jawa dan tanpa bahan pengawet.

Penjualannya semula dipasarkan pada teman-teman dan saudara, kemudian dari mulut ke mulut serta penjualan online, kini sudah menyebar bahkan ada permintaan dari Purwokerto, Jakarta, dan Malang.

"Beberapa reseller juga ada yang sudah bergabung dengan kami. Penghasilan dari membuat jamu ini cukup lumayan, bisa untuk menyambung hidup. Seandainya nanti dunia hiburan atau musik sudah bangkit lagi, selain bermusik kami tetap akan memproduksi jamu," katanya.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x