“Kami memiliki banyak pengalaman dalam menghadapi hoaks di media sosial. Yang pertama adalah saat 2017 ketika pemilihan gubernur untuk DKI Jakarta yang mana pada saat itu hoaks menyebar begitu masif. Kemudian tahun 2019, penyebaran hoaks di 2019 kami juga dihadapkan pada serangan hoaks yang menyebabkan Bawaslu juga menjadi sasaran masyarakat yang tidak puas dengan hasil Pemilu,” ungkap Bagja.
Baca Juga: Resep Macaroni Schotel Gulung Goreng Makanan Gurih dan Lezat ala Rudy Choirudin
Dengan terjalinnya kerjasama bersama UNESCO, Bawaslu mengharapkan penanganan penyebaran hoaks dan ujaran kebencian di media sosial dapat ditangani dengan lebih baik terutama menghadapi Pemilu 2024.
Dalam kelanjutannya, UNESCO bersama Bawaslu dan Koalisi Damai akan melakukan deklarasi Social Media 4 Peace dalam waktu dekat.***