Manfaatkan Lahan Reruntuhan, Warga Tamansari Galakkan Urban Farming untuk Ketahanan Hidup

- 1 Oktober 2020, 13:33 WIB
Urban Farming di reruntuhan Tamansari Bandung
Urban Farming di reruntuhan Tamansari Bandung /Retno/job/

Eva menjelaskan untuk program urban farming ini baru saja dilaksanakan beberapa bulan kebelakang, sehingga masih dalam proses penggarapan menuju yang lebih baik lagi. Kemudian untuk hasil panen yang didapatkan juga diperjualbelikan kepada masyarakat luar, dan dana yang diperoleh digunakan untuk modal menanam kembali. Dirinya juga menuturkan jika masih banyak yang belum terealisasikan karena keterbatasan sumber daya dan lahan untuk menanam.

“Urban farming ini baru ada bulan juni kemarin, tapi antusias warga sekitar juga sangat luar biasa dalam mengelola lahan ini. Seperti setiap pagi dilakukan penyiraman, pemberian pupuk dan pengecekan tanaman agar tidak terkena hama. Tapi kalau untuk pohon strawberry disini memang terlalu panas, Cuma kemarin sudah berbuah juga,” tuturnya.

Baca Juga: Polisi Semakin Baik, Lemkapi Berikan Promoter Reward pada Poltesrabets Bandung

Lebih jauh dia menjelaskan konsep kedepan untuk kebun urban farming ini akan diadakan backplane, atau penanaman yang di tempel didinding. Kegiatan tersebut murni kerjasama antar warga reruntuhan tamansari dengan komunitas berkebun bandung, sehingga karena modal yang terbatas lahan tersebut proses penggarapannya menjadi lambat. Namun Eva bersama warga tamansari yang lain masih terus berusaha mengembangkan lahan tersebut agar terus bertahan kedepannya.

“Nanti kita coba tanaman hias juga, karena walaupun suasana seperti ini penghijauan pun penting agar bagaimana kita tidak terlalu stress melihat reruntuhan, sebagai sarana hiburan juga. Tetapi itupun kita akan sesuaikan lagi dengan intensitas sinar matahari yang ada, agar tanaman tidak terlalu intens terkena sinar,” katanya.

Kendala yang dirasakan selama menggarap lahan urban farming ini yaitu karena kondisi reruntuhan sehingga tanah harus disuburkan terlebih dahulu. “waktu itu lahan ini diberikan vitamin diberikan pupuk dari kotoran kambing dan sekam gabah, supaya nantinya bisa ditanam, tapi Alhamdulillah setelah tanah siap tanam apapun ditanam disana bisa tumbuh,” imbuhnya.

Baca Juga: Moeldoko: Gerakan KAMI Merupakan Sekumpulan Kepentingan, Jika Memaksa Akan Ada Perhitungannya!

Selain itu salah satu pengelola kebun atau tukang kebun yang biasa menyirami dan merawat tanaman, Indra mengungkapkan jika berkebun itu menyenangkan tidak membuat pusing sekaligus sebagai hiburan juga. Dirinya biasa menyirami tanaman saat pagi hari kemudian disiang harinya dia beristirahat dan sore hari mulai kembali menyirami tanaman sembari mengecek keadaan tanaman tersebut.

Indera terbilang cukup mahir dan telaten dalam mengurusi sirkulasi pengairan yang ada dikebun. Dirinya merasa terhibur dengan hal seperti itu, karena berkebun itu bebas tidak ada aturan pastinya. “kita sama-sama merawat makhluk hidup agar tetap hidup, sehingga menghidupkan sesama makhluk itu penting,” pungkasnya.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah