Network
GALAMEDIANEWS - Masyarakat Kota Cimahi akan memilih calon pemimpin mereka untuk lima tahun ke depan lewat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Pengalaman buruk dipimpin tiga wali kota sebelumnya, menjadi bekal bagi masyarakat Kota Cimahi untuk memilih pemimpin yang benar-benar berintegritas tinggi dan antikorupsi.
Seperti diketahui, tiga Wali Kota Cimahi sebelumnya tersangkut kasus korupsi secara berturut-turut. Mereka yaitu Itoc Tochija, Atty Suharti dan Ajay M Priatna.
Itoc terjerat dua kasus korupsi. Kasus pertama, Itoc divonis tujuh tahun penjara usai terlibat korupsi pembangunan Pasar Atas. Kasus ini juga melibatkan istrinya Atty Suharti yang juga divonis 5 tahun penjara.
Baca Juga: Daftar Lokasi Salat Idul Adha 1445 H Muhammadiyah di Kota Bandung pada Senin 17 Juni 2024
Di tengah vonis yang dijalani, Itoc justru kembali terjerat kasus korupsi lainnya, dugaan korupsi proyek Pasar Raya Cibereum di Kota Cimahi yang merugikan negara sebesar Rp 37 miliar.
Sedangkan Ajay M Priatna, juga divonis sebanyak dua kali. Kasus pertama suap perizinan rumah sakit, ia divonis 2 tahun penjara. Kemudian di kasus suap kepada penyidik KPK, ia divonis 4 tahun penjara.
Kasus Ajay ini ikut menyeret nama Sekda Cimahi Dikdik Suratno Nugrahawan. Dikdik bahkan pernah dihadirkan menjadi saksi.
Peran Dikdik juga diduga sangat besar dalam perkara tersebut karena meminta sejumlah kepala SKPD mengumpulkan uang.
Setidaknya, dugaan itu pernah disampaikan oleh kuasa hukum Ajay M Priatna, Fadli Nasution, beberapa waktu lalu. Saat, itu, Ajay maupun kuasa hukumnya menilai Dikdik berperan memerintahkan para Kepala OPD mengumpulkan iuran uang. Padahal Ajay mengklaim tidak pernah memerintahkan itu.
