Lebih lanjut, Bung Towel juga berpendapat bahwa pelatih-pelatih asal Indonesia yang disebut oleh warganet sebagai “Local Pride” juga belum pernah mendapatkan dukungan dan fasilitas naturalisasi yang masif seperti di era Shin Tae Yong.
“Sayangnya, pelatih-pelatih kita yang dihina dan direndahkan dengan sebutan “Local Pride” itu nggak jago nih di medsos, kedua mereka juga belum pernah mengalami dukungan, fasilitas, support naturalisasi yang sebegitu masif seperti sekarang,” tutur Bung Towel memaparkan.
“Kalo era Gonzales kan, cuma Gonzales dan Bachdim, cuma dua. Jadi tidak menimbulkan pro dan kontra seperti sekarang selain juga waktu itu era medsos, buzzer belum ada,” tutur mantan komentator Liga Indonesia tersebut melanjutkan
Baca Juga: Alberto Rodriguez Sangat Antusias Menghadapi Laga di Championship Series
Baca Juga: Risiko Kesehatan yang Sering Terjadi pada Jamaah Haji
“Tapi sekarang kan sudah menjadi kompleks, era yang sudah disebut post-truth katanya dan waktu itu jumlahnya masih diterima publik dan publik punya legitimasi soal itu, tetapi sekarang terbelah hanya mungkin yang berani speak up terbatas karena pola penyerangan di medsos itu,” tutur mantan General Manager Football Development PSSI tersebut menambahkan.
Maka dari itu, Bung Towel menyimpulkan bahwa jurus Shin Tae Yong adalah naturalisasi, lemparan ke dalam Pratama Arhan dan juga jagoan di sosial media.***