Monumen Trisula diresmikan secara langsung oleh Deputy Kasad, Letjen TNI Mochamad Jasin pada tahun 1972 tepatnya pada tanggal 18 Desember.
Pasalnya, pada masa itu Blitar Selatan merupakan wilayah pegunungan yang masih sangat rimbun dan jauh dari perkotaan.
Lokasinya pun dikelilingi oleh hutan lebat yang memiliki banyak sungai dan goa yang dimanfaatkan sebagai tempat persembunyian. Selain itu, jalan di daerah tersebut juga masih merupakan jalan setapak yang masih sulit dijangkau.
Selain kondisi lingkungan yang memang masih terpencil, kondisi masyarakat yang masih polos dan masih mudah dipengaruhi menjadi salah satu alasan utama para kelompok komunis menjadikan tempat ini sebagai tempat pelarian dan persembunyian sekaligus untuk menghimpun dan membentuk pasukan untuk melawan pemerintah dan menggulingkan Pancasila.
Dalam fenomena ini, bukan hanya pihak masyarakat saja yang berguguran, banyak juga korban berjatuhan yang berasal dari pihak tentara dan para pejuang dalam melawan partai komunis. Berkat kegigihan dan kerjasama yang sangat baik, akhirnya para pejuang mampu menumpas pemberontakan tersebut.
Baca Juga: 5 SMA Terbaik di Bojonegoro Jawa Timur Berdasarkan Nilai UTBK, Pilihan Sekolah PPDB 2023
Dan untuk mengenang perjuangan dan jasa para pahlawan yang gugur dan sebagai saksi kelamnya perjuangan di area Blitar Selatan setelah masa Proklamasi Kemerdekaan tersebut, maka didirikanlah sebuah bangunan tugu bersejarah yang saat ini dikenal dengan Monumen Trisula.
Monumen Trisula ini berdiri di atas tanah seluas kurang lebih sekitar 5.600m2. Bentuk monumen ini berdiri gagah dengan menjulang tinggi ke atas dengan dilengkapi sebuah patung di bagian puncaknya.